KUPANG, KOMPAS.com – Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), memulai pembangunan jembatan gantung di Kali Nyonya, yang menghubungkan Kelurahan Penkase dan Kelurahan Manutapen, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Jembatan itu akan terbentang sepanjang 72 meter dan lebar 2 meter, dengan menggunakan tipe rangka Amarta dan bangunan atas simetris, dengan jenis fondasi langsung.
Biaya total pembangunannya sebesar Rp 3,2 miliar dan ditargetkan selesai pada Desember.
Seremoni peletakan batu pertama pembangunan jembatan gantung pertama di Kota Kupang itu dilakukan oleh Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) X Kupang Kementerian PUPR Muktar Napitupulu, Wali Kota Kupang Jefry Riwu Kore, Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis, dan pejabat terkait.
"Kami berjanji bahwa jembatan gantung ini harus selesai sebelum Natal dan menjadi hadiah Natal dari pemerintah buat warga Kota Kupang," ucap Muktar Napitupulu dalam acara tersebut, Sabtu (29/9/2018) di Kupang.
Dia meminta kepada masyarakat agar menjaga dan merawat jembatan itu jika sudah selesai dibangun.
Selain itu, dia juga berharap konstruksi jembatan gantung tersebut bisa selesai sesuai target melalui koordinasi antara pemerintah setempat dan Kementerian PUPR.
"Karena itu, mohon jembatan ini dijaga dan kami siap melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah," ujar Muktar.
Sementara itu, Wali Kota Kupang Jefry Riwu Kore mengaku bahwa Pemkot Kupang mengalami keterbatasan biaya sehingga bantuan Kementerian PUPR ini sangat membantu pembangunan infrastruktur di sana.
"Saya percaya dengan adanya jembatan tentu akan dapat membangkitkan ekonomi warga di wilayah ini. Warga tentu akan membuka usaha di sekitar jembatan ini," kata Jefry.
Dia pun mengharapkan keberadaan jembatan ini nantinya membantu warga dan anak sekolah untuk mendapatkan akses ke jalan.
Latar belakang pembangunan
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis mengungkapkan, sebelumnya ada jembatan darurat yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat, tetapi tidak bisa bertahan lama.
Hingga tahun 2017, sesuai kebutuhan masyarakat, Komisi V DPR RI dan Kementerian PUPR mendesain program jembatan gantung. Pengerjaannya pun ditangani oleh Direktorat Bina Marga Kementerian PUPR.
Kemudian, tahun 2018, DPR menyetujui rencana pemerintah untuk membangun 134 jembatan gantung di seluruh Indonesia. Sebanyak empat unit di antaranya berlokasi di Provinsi NTT.
"Saya atas nama wakil dari masyarakat NTT berterima kasih kepada pemerintah pusat," tutur Fary.
Dia menyebutkan, jika jembatan gantung itu selesai dibangun, nantinya bisa menjadi daya tarik wisata karena pemandangannya yang indah di sekitarnya.
https://properti.kompas.com/read/2018/10/01/160314121/hadiah-natal-untuk-warga-jembatan-gantung-segera-hadir-di-kupang