Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gaya Skandinavian, Keren Tapi Kurang Populer

Corak interior ini memiliki kesan hangat dan simpel serta tidak terlalu ramai. Menurut arsitek Andrea Fitrianto, gaya Skandinavia untuk interior maupun desain pada umumnya telah didahului oleh gaya minimalis.

"Saya rasa ini adalah sebentuk pemaknaan gaya minimalis yang telah berlangsung lebih dari satu dekade," ujar Andrea menjawab Kompas.com, Rabu (26/9/2018).

Ciri Gaya Skandinavian

Skandinavian memiliki ciri utama yakni penggunaan elemen kayu baik pada lantai maupun perabotnya. Gaya ini juga memberikan kesan bersih dan simpel. 

Menurut Robert Wiesanto, pemilik usaha penyedia jasa dan konsultasi desain interior dari RW Interior, elemen ini mampu menciptakan kesan natural.

"Rata-rata untuk interior rumah bergaya Skandinavian menggunakan lantai kayu," ucap Robert.

Sedangkan gaya interior Skandinavian berbeda dengan gaya desain lainnya.

"Untuk Skandinavian memiliki perbedaan dibanding gaya desain lainnya. Salah satunya, furnitur yang tipis atau mengecil di ujungnya," ucap Robert.

Sementara di balik nuansa mewah ala Eropa, terdapat kekurangan pada gaya ini. Material kayu yang menjadi salah satu unsur utama saat ini sudah sangat terbatas.

Kurang Populer

Meski berasal dari tanah Eropa, namun minat terhadap gaya Skandinavian dinilai kurang populer. Andrea mengatakan, gaya ini baru tumbuh di kota-kota besar terutama kalangan menengah.

Bahkan tampilan interior ala Eropa ini baru populer sejak dibukanya mal khusus perabot rumah tangga asal Swedia, IKEA.

"Untuk peminat interior bergaya Skandinavian memang tidak sebanyak peminat interior bergaya minimalis atau modern," tutur Robert.

"Bisa juga karena gaya Skandinavian ini banyak terdapat di negara-negara Eropa, yang membuat gaya interior ini tidak terlalu banyak di Indonesia," ujar Robert.


Selain itu, kurang populernya gaya Skandinavia karena selama ini masyarakat baru bisa mendapatkan produk hanya di satu tempat saja.

"Karena selama ini konsumen membeli di IKEA, di Tangerang," imbuh Andrea.

Namin begitu, pemilik Studio Andrea Fitriantio ini menambahkan, hanya menunggu waktu hingga sebaran produk desain gaya Skandinavian tersedia di kota-kota lain di luar Jakarta.

Milenial dan Profesional Muda

Gaya Skandinavian di Indonesia sudah mulai dikenal meski belum cukup populer. Menurut Robert, peminat terbesar gaya ini merupakan kalangan milenial dalam rentang usia 20 hingga 30 tahun.

Namun hal berbeda dikemukakan oleh Andrea. Menurutnya, kalangan milenial justru cenderung menggemari gaya rustic vintage atau modern vintage.

"Generasi milenial penikmat gaya rustic atau modern vintage seperti kafe-kafe tempat mereka berkumpul," ujar Andrea.

Sementara gaya Skandinavian malah lebih lebih memikat kalangan berusia 30 hingga 40 tahun atau profesional muda yang mulai memiliki rumah.

Salah satu penikmat gaya Skandinavian adalah Arianna Octavia. Dia merancang sendiri interior rumah dengan gaya ini.

Menurut Arianna, gaya ini memiliki tampilan yang lebih sederhana, sehingga membuat rumah menjadi terlihat rapi dan lebih luas.

"Karena gaya Skandinavian kesannya clean dan simple," ujar Arianna.

Selain itu, wanita berusia 40 tahun ini juga diuntungkan dengan adanya toko perabot yang menyediakan furnitur bergaya Skandinavia. Hal ini memudahkannya untuk mencari perabot yang diinginkan.

https://properti.kompas.com/read/2018/09/26/171923421/gaya-skandinavian-keren-tapi-kurang-populer

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke