Namun di tangan arsitek Ramadhoni Dwi P, gedung kantor ini berhasil memenangkan penghargaan dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI Awards 2018 dalam kategori pelestarian) pada Sabtu (22/9/2018) di Bandung, Jawa Barat.
Rumah ini didirikan sejak tahun 1920-an dan berada di tengah Kota Medan. Dhoni menceritakan, rumah ini awalnya berada di perkampungan Mandailing. Model rumah panggung dengan dinding bata umum ditemukan di daerah tersebut.
Namun kini wilayah itu sudah berkembang menjadi pusat bisnis, dan hanya menyisakan satu rumah panggung.
Daerah sekeliling rumah dua lantai ini bahkan sudah berubah menjadi hotel, perumahan, dan berbagai macam bangunan komersial.
Mempertahankan orisinalitas
Ramadhoni menceritakan, awal mula rumah ini digunakan sebagai tempat tinggal. Hingga suatu ketika pemilik bangunan menginginkan rumah panggung ini beralih fungsi menjadi ruang perkantoran.
"Tantangan teknis adalah bagaimana kami bisa memperkuat bangunan agar bisa bertahan sampai puluhan tahun ke depan," ujar Dhoni kepada Kompas.com, Selasa (25/9/2018).
Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah kebutuhan ruang. Untuk itu Dhoni mengubah ruangan di dalam rumah menjadi tak bersekat. Setiap pembatas ruangan disingkirkan guna memberikan area kerja yang lebih luas.
"Karena kami menginginkan fleksibilitas ruang, berarti kan membuang sekat-sekat," ucap Dhoni.
Selain itu, bangunan ini hanya terdiri dari bata dan kayu yang menjadi pengikat struktur. Sehingga untuk memperkuat bangunan, Dhoni menambahkan besi sebagai penopang.
Sementara untuk mempertahankan bentuk asli rumah, Dhoni hanya mengganti beberapa bagian seperti atap untuk menyesuaikan fungsinya.
"Dulu atapnya seng, jadi terlalu panas, lalu kami ganti dengan kayu biar terlihat lebih natural." kata Dhoni.
Proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama, sebab warna cat rumah sudah berganti beberapa kali. Bahkan plafon yang berada di lantai dua juga masih dipertahakan keasliannya.
Sementara lantai dasar rumah memiliki tantangan yang berbeda. Ruangan di lantai satu ini memiliki jarak yang sangat rendah dengan langit-langit ruangan. Bahkan fondasi dalamnya hanya setinggi 40 sentimeter.
Untuk itu Dhoni melakukan penggalian untuk memnambah jarak antara lantai dan langit-langit.
"Digali lagi karena ruang lantai satu terlalu pendek, terlalu rendah. Dibuat lebih tinggi supaya kalau kerja nggak kelihatan rendah banget," tutur dia.
Setelah penggalian dilakukan, lantai tersebut kemudian dicor dengan semen agar air tanah tidak naik ke bangunan. Tak lupa, beberapa bagian juga dilengkapi dengan besi, agar semua struktur terikat kembali.
Penambahan tangga dan kanopi dengan material modern bertujuan untuk membedakan bangunan asli dan tambahan. Sehingga mereka yang berkunjung nantinya dapat membedakan bangunan asli dan material tambahannya.
"Kalau ada penambahan harus ada sesuatu yang baru supaya mereka tahu mana bangunan lama dan mana yang baru," tutur dia.
Selain merenovasi rumah, tim arsitek juga menambahkan beberapa bangunan tambahan yang terpisah, seperti dapur, ruang makan, dan toilet.
Keseluruhan proses ini memakan waktu hampir satu setengah tahun.
https://properti.kompas.com/read/2018/09/25/181218521/kantor-graha-putra-mandiri-orisinalitas-rumah-panggung