JAKARTA, KOMPAS.com - Padatnya penglaju Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ke Jakarta setiap harinya, dinilai menjadi salah satu faktor potensial bagi PT MRT Jakarta untuk memperpanjang trase mass rapid transit (MRT).
Terkait rencana perpanjangan ini sebenarnya telah dibicarakan sejak awal tahun 2018 oleh Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany dengan Dirut PT MRT Jakarta William Sabandar dan Kepala Badan Pengatur Transportasi Jabodetabek Bambang Prihartono.
Airin mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Tangsel mencapai 1,5 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, hampir 50 persen di antaranya bekerja di Jakarta.
Itu artinya, tak kurang dari 750.000 orang yang bepergian ke Jakarta setiap hari.
"Sebetulnya, ada ahli kemarin yang menyebut bangkitan di wilayah Tangerang Raya kan lebih baik dibandingkan wilayah Bekasi dan lainnya. Tapi saya enggak tau ini kita tunggu aja. Itu kan baru asumsi tapi dengan kajian kan udah data," kata Airin di Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Airin mengungkapkan, kajian pra studi kelayakan atau feasibility studies (FS) kini tengah dilakukan PT MRT Jakarta, sembari menunggu ketetapan Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) yang diterbitkan Kementerian Perhubungan.
Dari hasil kajian, Airin menambahkan, akan ditentukan dimana trase perpanjangan MRT bakal dibangun. Termasuk nilai investasi yang diperlukan untuk menggarap proyek tersebtu.
"(Besaran investasi) nanti setelah FS-nya selesai," kata dia.
Meski demikian, Airin mengusulkan, perpanjangan trase ini tak hanya sampai Tangsel saja, tetapi hingga Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Adapun perpanjangan trase tersebut mulai dari Lebak Bulus-Ciputat-Pamulang-Rawa Buntu-Serpong-Bandara Soeta.
Kurangi macet
Airin mengaku, ratusan ribu penglaju dari Tangsel ke Jakarta, membuat kawasan ini selalu macet hampir setiap hari dan setiap waktu.
"Mudah-mudahan dengan adanya transportasi masal ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi kemacetan dan tentunya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Tangsel," cetus Airin.
Ia pun berharap agar proses kajian itu cepat selesai, sehingga pembangunan proyek ini dapat segera dimulai.
"Kalau saya sih maunya sebelum saya selesai masa jabatan ya, sebelum 2021 itu sudah ada," tutup dia.
https://properti.kompas.com/read/2018/09/19/153722921/soal-potensi-bangun-mrt-tangsel-klaim-lebih-baik-dari-bekasi