Oleh karena itu, pemerintah dan semua pihak harus bekerja sama melakukan lompatan dalam pembangunan infrastruktur.
"Kita harus melakukan lompatan, istilahnya frog leap atau lompatan katak. Lompatan ini yang harus kita buat untuk mengejar karena kita sudah ketinggalan dari negara lain," ujar Basuki dalam acara Penganugerahan Apresiasi kepada para pendukung keberhasilan Asian Games 2018, di Jakarta, Senin (10/9/2018).
Basuki mengatakan, kalau tidak melakukan lompatan pembangunan, maka infrastruktur Indonesia akan terus tertinggal dari negara lain.
"Kalau saya sering bilang, kita enggak bisa lagi dengan lagu pop atau keroncong, harus rock and roll," imbuhnya.
Percepatan pembangunan infrastruktur itu juga diaplikasikan saat menyiapkan prasarana dan sarana menjelang Asian Games 2018 di Indonesia.
Dia mengisahkan sewaktu kali pertama mengikuti rapat bersama Olympic Council of Asia (OCA). Saat itu Indonesia hanya diberi waktu 1,5 tahun untuk mempersiapkan segala hal menjelang ajang olahraga terakbar di Asia itu.
Padahal, biasanya persiapan yang diperlukan suatu negara untuk ajang olahraga sekelas Asian Games paling tidak empat tahun.
Dan benar, ternyata Indonesia bisa melakukan persiapan itu dengan baik dan mendapat apresiasi dari OCA dan International Olympic Committee (IOC).
Bahkan, pemerintah mengklaim Indonesia berhasil memperoleh kesuksesan dalam tiga hal, yaitu sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, serta sukses prasarana dan sarana.
"Kita telah menunjukkan kepada dunia dalam penyelenggaraan Asian Games ini.
Tiga hal yang dianggap sukses dalam Asian Games ini, yakni sukses penyelenggaraan, prestasi, serta prasarana dan sarana," tutup Basuki.
https://properti.kompas.com/read/2018/09/10/210000221/basuki-berkisah-persiapan-asian-games-ibarat-musik-rock-and-roll-