Core Pacific City selaku pemilik dan pengelola mal itu mengatakan bahwa terjadi kegagalan dalam manajemen proyek tersebut.
Biaya pembangunan area komersial ini diperoleh dari dana pinjaman sebesar Rp 5,7 triliun sekitar 20 tahun yang lalu. Utang tersebut akan jatuh tempo tahun depan.
Sesuai perhitungan pengelolanya, pusat perbelanjaan yang berdiri di atas lahan seluas 16.483 meter persegi itu bisa menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi jika mal itu diubah menjadi properti mewah yang disewakan.
Taipei Living Mall merupakan properti komersial terbesar di Taiwan yang dijual dalam beberapa dekade terakhir.
Menurut General Manager Cushman and Wakefield Taiwan Billy Yen, saat ini bukan waktu yang bagus untuk menjual properti.
“Saya merekomendasikan perubahan harga dan pemilik menerima saran itu," ujar Billy Yen, seperti dipublikasikan Retailnews.asia.
Dia menambahkan, harga aset properti itu bisa jauh lebih tinggi jika menunggu waktu yang tepat.
Namun, sejauh ini sejumlah investor dari Singapura, Hong Kong, dan China telah menyatakan minat untuk mengambil alih pusat perbelanjaan itu.
https://properti.kompas.com/read/2018/08/31/190000321/gagal-dikelola-taipei-living-mall-bakal-dijual