JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendorong pelaku usaha jasa konstruksi nasional dapat meningkatkan ekspor jasa konstruksi ke negara lain.
Basuki mengungkapkan hal itu saat bertemu dengan delegasi Namibia di kantor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Rabu (29/8/2018).
Ia menuturkan, selama ini kemampuan industri konstruksi nasional sudah banyak mendapat pengakuan dari negara lain.
Bahkan WIKA, sebut dia, menjadi salah satu BUMN karya yang paling ekspansif melakukan ekspor jasa konstruksi ke luar negeri.
"Keputusan Namibia untuk melibatkan PT. WIKA membangun infrastruktur disana adalah benar. Dalam hal manajerial, PT WIKA memiliki standar operasi yang bagus, baik dari segi keamanan maupun kualitas, karena salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia," kata Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (30/8/2018).
Delegasi Namibia dipimpin Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Hubungan Internasional dan Kerjasama Netumbo Nandi.
Sementara itu, Direktur Utama WIKA Tumiyana mengatakan, pihaknya kini masih dalam tahap penjajakan untuk memilih proyek-proyek yang akan dikerjakan di sana. Dalam waktu dekat, WIKA akan mengirim tim untuk menindaklanjuti pertemuan serta mendetailkan proyek-proyek yang ditawarkan.
Selain WIKA, BUMN karya yang kerap menggarap proyek di luar negeri yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, PT Brantas Abipraya (Persero), PT Hutama Karya (Persero) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Hingga Agustus 2017, tercatat jumlah ekspor jasa konstruksi Indonesia Rp 568,4 miliar atau naik bila dibandingkan medio yang sama pada 2016, yaitu sebesar Rp 282 miliar.
https://properti.kompas.com/read/2018/08/30/200000821/basuki-dorong-industri-jasa-konstruksi-tingkatkan-ekspor