Sesuai peruntukkannya, Wisma Atlet kini digunakan sebagai tempat tinggal sementara para atlet selama mengikuti kegiatan olahraga antar bangsa Asia itu.
Tak hanya untuk Asian Games, Wisma Atlet Kemayoran juga akan dimanfaatkan sebagai tempat tinggal sementara bagi para atlet yang akan bertanding pada ajang Paragames 2018.
Nah, selepas kedua perhelatan olah raga ini, publik menantikan apakah unit-unit Wisma Atket ini akan dilepas ke pasar menjadi rumah susun hak milik (rusunami) komersial atau hanya sebagai rumah susun sewa (rusunawa).
Menurut Direktur Riset Savills Indonesia Anton Sitorus banyak pihak antusias dengan keberadaan Wisma Atlet ini. Selain lokasinya strategis di tengah kota, juga potensial ditingkatkan fungsinya menjadi percontohan transit oriented development (TOD).
"Pemerintah tinggal melakukan tambahan infrastruktur transportasi apakah dibangun halte Trans Jakarta, terminal bus umum atau lainnya. Jika itu dilakukan, inilah sebenar-benarnya konsep TOD. Yang lain kan masih wacana dan belum jadi," tutur Anton menjawab Kompas.com, Rabu (29/8/2018).
Jika nanti wisma atlet ini dikembangkan sebagai TOD dan dilepas secara komersial kepada publik, Anton menghitung harga jual ideal yang bisa diakomodasi pasar menengah adalah Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per meter persegi.
Namun, Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid menekankan, sesuai rencana wisma yang terdiri atas sepuluh menara ini akan dialihfungsikan sebagai rusunawa bagi masyarakat yang membutuhkan setelah seluruh kegiatan olahraga berakhir.
"Kalau sesuai peruntukkan awal adalah rusunawa. Disewakan, tidak dilepaskan," kata Khalawi.
Meski demikian, keputusan akhir soal peruntukkan ini berada di tangan Pusat Pengelolaan Kompleks (PPK) Kemayoran Kementerian Sekretariat Negara.
Kalau pun akan dialihfungsikan sebagai rumah susun sederhana milik (rusunami), maka perlu adanya perubahan Instruksi Presiden (Inpres).
Sebab, dalam Inpres Nomor 2 Tahun 2016 tentang Dukungan Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018 diatur peruntukkannya pascaseluruh kegiatan olahraga berakhir, yaitu sebagai rusunawa.
"Kita nunggu selesai event Paragames, nanti baru diputuskan oleh Setneg peruntukkan selanjutnya. Paragames Oktober," ujarnya.
Untuk diketahui, terdapat sepuluh menara di dalam Kompleks Wisma Atlet Kemayoran. Tiga menara pertama dibangun di atas lahan seluas 135.000 meter persegi di Blok C-2 dengan jumlah total 1.932 unit.
Sementara, tujuh menara lainnya dibangun di Blok D-10 seluas 333.700 meter persegi dengan total 5.494 unit.
Setiap unit merupakan tipe 36 yang dilengkapi dua kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar mandi dan tempat cuci jemur.
https://properti.kompas.com/read/2018/08/30/110721621/nasib-wisma-atlet-kemayoran-ditentukan-setelah-paragames-2018