Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kokedama, Solusi Kekurangan Lahan Hijau di Rumah

Jika vertical atau roof garden membutuhkan usaha dan penanganan ekstra, ada cara praktis yang bisa digunakan untuk menghijaukan lingkungan rumah, yakni dengan kokedama.

Apa itu kokedama?

Secara harfiah, kokedama berarti bola lumut. Kokedama merupakan teknik menanam yang berasal dari Jepang. Teknik ini merupakan turunan dari teknik menanam bonsai.

Pada dasarnya, tanaman yang biasanya berada di pot diganti dengan lumut sebagai media tanam. Fungsi pot pada teknik ini diganti dengan lumut yang lebih ramah lingkungan.

Nelza Yesaya Hehamahua, yang merupakan dosen mata kuliah Ecology Green Tourism & Enterpreneur di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti ini, menuturkan, kokedama memiliki fungsi ganda baik dari segi estetika maupun kesehatan.

"Dari segi estetika bisa menjadi dekorasi yang indah pada ruang, dari segi kesehatan dapat mendetoks dan membersihkan udara yang kotor dalam ruangan," tutur Nelza kepada Kompas.com, Jumat (24/8/208).

Kokedama juga memiliki kelebihan lain, yakni bentuknya yang artistik dan dapat digunakan sebagai penghias ruangan.

"Semua tanaman bisa dibuat, namun jika ingin digunakan sebagai indoor plant, kita harus memilih tanaman indoor," ungkap Nelza.

Tanaman indoor yang bisa digunakan juga cukup beragam. Nelza menambahkan, tanaman seperti monstera dan sirih gading bisa menjadi salah satu pengisi kokedama. Ada pula tanaman kaktus atau begonia jika menginginkan tampilan yang lebih artistik.

Mengaplikasikan kokedama ke interior rumah cukup mudah. Tanaman ini bisa menjadi dekorasi unik dan menambah nilai artistik pada ruangan. Kokedama juga dapat diletakkan di atas meja atau digantung di sudut-sudut ruangan rumah.

"Value-nya ada pada bentuknya yang bulat dan tidak menggunakan pot lagi," ucap Nelza yang juga merupakan Landscape Architect & Creative Director di Emillie Garden.

Pembuatan dan perawatan

Jika di Jepang menggunakan lumut hijau segar, maka daerah tropis seperti Indonesia, lumut hitam dapat digunakan sebagai pengganti. Selanjutnya, media tanam tersebut dilapisi dengan tali goni sebagai pemanis.

Membentuk kokedama juga cukup mudah, Nelza mengatakan bentuknya harus disesuaikan dengan besaran dan volume tanaman.

Membuat bentuknya menjadi bulat sempurna membutuhkan kesabaran. Nelza mengaku, bentuk bulat yang kokedama dibuat secara handmade.

"Jadi bisa dibilang kokedama sangat ramah lingkungan, karena tidak menggunakan plastik," tutur dia.

Jika tidak ingin repot, kokedama juga dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 75 ribu sampai Rp 100 ribu tergantung dari ukuran, kelangkaan tanaman, serta tingkat kesulitan pembuatannya.

Sementara untuk perawatan, Nelza mengatakan cukup disiram satu atau dua kali dalam sehari. Kokedama juga perlu dijemur di bawah sinar matahari agar mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Selain itu, kokedama perlu diberi pupuk minimal sekali dalam satu bulan, serta perlu berganti media tanam selama enam bulan sekali. Perawatan yang mudah membuat tanaman ini kini banyak digemari.

https://properti.kompas.com/read/2018/08/24/160000021/kokedama-solusi-kekurangan-lahan-hijau-di-rumah

Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke