Direktur Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Iwan Supriyanto mengungkapkan hal itu dalam peluncuran buku berjudul "Arsitektur Gelora Bung Karno 2018".
"Perjalanan ini sebagai bukti banyak hal bahwa ada lompatan besar dalam sejarah bangsa," ujar Iwan Supriyanto, Kamis (9/8/2018) di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta.
Menurut dia, tidak banyak orang yang mendapatkan kesempatan untuk mengambil bagian dalam peristiwa bersejarah seperti Asian Games ini.
Proyek renovasi yang dilaksanakan Kementerian PUPR bekerja sama dengan arsitek, kontraktor, dan sejumlah pihak ini menjadi perhatian masyarakat.
Iwan mengatakan, berbagai bentuk perjuangan dan pergolakan terjadi dalam perencanaan, diskusi, dan pelaksanaan renovasi semua venue, termasuk Stadion Gelora Bung Karno.
Renovasi itu tentunya memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dari para pihak yang terlibat.
"Perlu keahlian khusus dalam renovasi ini. Ada lebih dari 6.000 pekerja yang terlibat dari seluruh Indonesia dengan mengutamakan K3," ucapnya.
Iwan menambahkan, tantangan yang dihadapi dalam renovasi itu cukup kompleks, yaitu menyangkut biaya, waktu, desain bangunan, kesamaan pemikiran, dan lain-lain.
"Tantangan besarnya antara lain biaya konstruksi, keterbatasan waktu, kesamaan dengan arsitek dan kontraktor, dan detail bangunan," imbuhnya.
Semuanya itu dilakukan untuk menyukseskan penyelenggaraan Asian Games 2018 di Indonesia.
Adapun dalam peluncuran buku yang diterbitkan oleh majalah Archinesia dan Imaji Books itu dibuka oleh Pemimpin Redaksi Archinesia Imelda Akmal dan sejumlah arsitek yang terlibat dalam renovasi GBK dan venue lain.
https://properti.kompas.com/read/2018/08/09/123433121/renovasi-venue-asian-games-lompatan-besar-sejarah-bangsa