Menurut laporan CBRE, perusahaan konsultan global di bidang properti, angka tersebut merupakan terburuk dalam 14 kuartal terakhir dan di bawah angka terendah yang pernah terjadi pada 2016.
“Di balik meningkatnya pasar pariwisata, ditambah keterbatasan suplai ruang ritel, Orchard Road diharap masih mampu menarik penyewa baru," kata Kepala Bagian Penelitian CBRE untuk Asia Tenggara, Desmond Sim, seperti dilansir Retailnews.asia, Kamis (2/8/2018).
Kendati okupansi terus merosot, namun fenomena konsep pusat belanja yang makin spesifik dan sesuai kebutuhan masyarakat, telah menemukan bentuknya.
Direktur Senior Bidang Riset Cushman and Wakefield, Christine Li, mengatakan, pusat perbelanjaan yang dikelola dengan baik dan menarik akan tetap mendapat kunjungan signifikan.
"Mereka mampu menarik minat pengunjung yang tadinya hanya berniat untuk jalan-jalan di sekitar mal itu justru masuk ke mal," kata Li.
Oleh karena itu, pengusaha mal harus inovatif dan berani melakukan terobosan baru.
Dia menambahkan, peritel harus berinvestasi dalam teknologi serta fokus pada gaya hidup dan aktivitas berbasis pengalaman agar bisa menyesuaikan dengan cepatnya perubahan dalam bisnis ritel.
Pada tahun ini, sebagian besar penyewa yang membuka gerai baru di Orchard Road bergerak dalam bisnis makanan dan minuman serta pakaian.
https://properti.kompas.com/read/2018/08/03/141027721/terburuk-sejak-2016-okupansi-mal-di-orchard-road-merosot