Akibatnya, warga setempat mengalami kesulitan dalam mencari air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR), SKK Migas-PGN Saka yang sedang melakukan pengeboran di wilayah Ujungpangkah dan sekitarnya, membangun sarana jaringan air bersih.
Sebelum diresmikan pada Kamis (2/8/2018), warga sudah merasakan ‘ujicoba’ air bersih ini sejak Ramadhan kemarin.
“Kemarin bulan puasa sudah mulai dialirkan, alhamdulillah kini kami tidak lagi kesulitan dalam mendapatkan air bersih. Sebelumnya, kami memang kesulitan dalam mendapatkan air bersih untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari,” ujar warga Desa Pangkahkulon, Suparto (55).
Tidak hanya di Desa Pangkahkulon, SKK Migas-PGN Saka juga membangun fasilitas air bersih di Desa Pangkahwetan, Banyuurip, serta Ngimboh, yang merupakan kawasan ring satu perseroan.
Dengan demikian, dari empat sarana dan prasarana air bersih yang diresmikan, memiliki kapasitas 75.000 liter dan mampu menyalurkan air bersih kepada 616 sambungan rumah tangga (SR).
Vice President Government Relations & Social Responsibility PGN SAKA Purwanto Nugroho menjelaskan, pembangunan fasilitas air bersih ini merupakan pemenuhan kebutuhan masyarakat di Kecamatan Ujungpangkah.
Hal ini sekaligus menggenapi bantuan jaringan air bersih yang telah diberikan kepada warga di tiga desa di Kecamatan Manyar, Gresik, pada tahun sebelumnya.
Dengan demikian PGN SAKA telah membangun jaringan air bersih dengan pipa sepanjang 12,2 kilometer.
Adapun Kepala Desa Pangkahkulon Ahmad Fauron, menyambut baik upaya dari perseroan dengan mendirikan jaringan air bersih kepada warga di desanya.
Sebelumnya, terdapat dua dusun yakni Krajan dan Kalingapuri di Desa Pangkahkulon, yang sempat mengalami krisis air bersih.
Bahkan, warga desa sempat harus membeli air bersih dengan harga mahal Rp 300.000 untuk setiap per truk tangki.
“Jadi dengan adanya jaringan air bersih ini, tentu kami bersyukur karena kini warga tidak harus mengeluarkan banyak uang dalam mencukupi kebutuhan air bersih,” ucap Fauron.
Jaringan air bersih di empat desa tersebut dikelola secara swadaya oleh masyarakat di masing-masing desa, yang tergabung dalam wadah Himpunan Penduduk Pemakai Air atau HIPPA.
“Untuk saat ini, tempat-tempat sosial seperti tempat ibadah, sekolah, serta fasilitas umum, masih dikenakan biaya setengah dari tarif normal. Namun kami semua sudah sepakat, insya Allah pada 2019 nanti semua fasilitas tersebut gratis," tuntas Fauron.
https://properti.kompas.com/read/2018/08/02/220932421/pgn-saka-bangun-jaringan-air-bersih-4-desa-di-gresik