Dalam riset Prime Global Cities Index 2018 keluaran Knight Frank, harga rumah mewah di ibu kota Indonesia ini tercatat stagnan.
Tak ada pertumbuhan selama kuartal I-2018, dan hanya bergeser 0,4 persen sejak September 2017 hingga Maret 2018 atau dalam periode enam bulan.
Sementara, secara tahunan, Prime Global Cities Index melaporkan pertumbuhan harga rumah mewah di Jakarta hanya 1,2 persen.
Fakta ini jauh berbeda bila dibandingkan catatan pada 2013 dan 2014. Saat itu, Jakarta berada pada peringkat pertama, mengungguli 32 kota dunia lainnya dengan pertumbuhan harga 27,3 persen per tahun.
Berapa sejatinya harga hunian mewah di Jakarta?
Mengacu pada apartemen Le Parc yang berada di kompleks pengembangan Thamrin Nine, dan sedang dipasarkan, per meter persegi menyentuh angka Rp 75 juta. Harga ini, menurut Sales Manager Rajiv Vasandani, di luar PPN.
"Pertumbuhan harga per tahun untuk saat ini memang tidak terlalu pesat ya... sekitar 5 sampai 10 persen," kata Rajiv.
Sementara kini, Jakarta harus puas mengakui keunggulan Singapura sebagai sesama kota di Asia Tenggara dengan pertumbuhan harga 5,8 persen secara tahunan dan 2,1 persen secara triwulanan.
Capaian ini menempatkan Singapura berada di posisi ke 16 dunia. Melewati Frankfurt, Toronto, Brisbane, dan Tokyo.
Jakarta juga kalah dari Bangkok yang mencatat pertumbuhan harga 2,3 persen secara tahunan namun minus 2 persen secara kuartalan.
Bangkok dua peringkat lebih baik ketimbang Jakarta, dan Geneva, bertengger di level 24 dunia.
Adapun urutan nomor satu indeks ini ditempati Seoul dengan pertumbuhan harga 24,7 persen secara tahunan dan 11,6 persen secara triwulanan.
Prime Global Cities Index memungkinkan investor dan pengembang untuk memonitor dan membandingkan kinerja harga perumahan utama di 43 kota kunci dunia.
https://properti.kompas.com/read/2018/08/02/125122021/jakarta-di-posisi-26-dunia-terkait-harga-rumah-mewah