Arsitek senior yang juga bakal calon Ketua Umum IAI Bambang Eryudhawan menilai, Pemprov DKI tidak perlu berlebihan dalam menyambut gelaran Asian Games ini.
Kalaupun ingin mengubah suasana agar event olahraga terbesar semarak dan dapat dirasakan publik, cukup dilakukan di tempat-tempat tertentu.
"Misalnya, taman dengan bangku-bangku, mungkin bangkunya ingin diwarnai untuk menyambut Asian Games oke juga. Tapi kalau kemudian masuk ke infrastruktur kota yang sifatnya lebih permanen, apalagi jalan negara seperti koridor Sudirman-Thamrin harus lebih berhati-hati ya," kata Bambang yang karib disapa Yudha kepada Kompas.com, Senin (30/7/2018).
Yudha tak mempersoalkan boleh atau tidaknya infrastruktur dicat warna-warni.
Hanya, ketika Asian Games telah selesai diselenggarakan, tentu harus dipikirkan juga bagaimana mengembalikan infrastruktur yang telah dihias ke kondisi semula dengan mudah.
"Kalau sulit (mengembalikan) terus memakan biaya banyak, berarti ada persoalan itu. Oleh karena itu butuh kehati-hatian agar tidak serampangan. Ini kan bukan Disneyland, bukan Dufan yang orang inginnya ceria setiap kali datang ke festival," tutur Yudha.
"Tapi ini ruang terbuka publik seperti jalan raya. Sementara festival itu kan sifatnya sementara," imbuh dia.
Yudha mengatakan, beberapa waktu lalu dirinya pernah disodori proposal untuk merevitalisasi wajah Kota Tua Jakarta.
Namun saat itu, Yudha justru memberikan rekomendasi agar Kota Tua tidak diwarnai seperti apa yang terlihat di sejumlah sudut kawasan Jakarta saat ini.
"Bukan kami tidak suka sama warna, tapi persoalannya marilah kita perkuat karakter struktur dan infrastruktur yang ada ketimbang dikasih gincu. Mungkin ada tempat-tempat lain yang memang pantas dikasih warna, tapi dalam konteks Kota Tua kami mengarahkan agar dana yang ada dipakai untuk memperkuat karakter," tuntas Yudha.
https://properti.kompas.com/read/2018/07/30/173216021/terkait-separator-jalan-dicat-warna-warni-pakar-ini-bukan-dufan