Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penanganan Kali Sentiong Tak Cukup Hanya 2 Minggu

Salah satunya menetralisasi bau menyengat di Kali Sentiong, yang lokasinya berdekatan dengan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.

Tak heran bila persoalan bau ini mendapat sorotan publik. Sebab, menurut rencana, para atlet nantinya akan menikmati makan pagi, siang, dan malam, di tenda yang letaknya bersebelahan dengan kali ini.

Sejak dua pekan terakhir, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berupaya mengurangi bau tidak sedap itu.

Terbaru, Pemprov DKI berencana menyemprot cairan pewangi ke kali untuk mengurangi bau tersebut.

Namun, Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bidang Sumber Daya Air, Firdaus Ali mengkritik, langkah Pemprov DKI yang menutup Kali Sentiong dengan waring.

Ia menilai, apa yang dilakukan Pemprov DKI berbahaya karena dapat memicu ledakan yang disebabkan gas metana yang terbentuk dari dalam kali.

Firdaus mengatakan, badan air yang ditutup bisa membuat ruang di Kali Item tidak teraliri oksigen. Hal itu akan menimbulkan dekomposisi material organik yang menghasilkan gas metana.

Menurut Firdaus, gas metan bisa timbul meskipun kain waring yang menutup kali tersebut berlubang-lubang. Sebab, oksigen yang masuk masih terhambat.

Sementara itu, ahli pengelolaan udara dan limbah yang juga guru besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), Enri Damanhuri, menilai pemasangan waring tak akan efektif mengurangi bau tak sedap di Kali Item.

"Oh saya kira nggak, nggak bisa. Apalagi jaringnya dalam bentuk jaring yang agak terbuka ya. Mungkin kalau terpal bisa, tapi bermasalah kan. Jaring aja sih ya tetap keluar baunya. Tapi paling tidak secara estetika tertutupi," kata Enri seperti dilansir dari BBC Indonesia.

Bukan tanpa penanganan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, persoalan yang terjadi di Kali Sentiong merupakan persolan lama.

"Jika yang mengelola Jakarta dulu memperhatikan ini, kita enggak punya warisan Kali Item. Ini karena (Kali Item) dulu enggak diperhatikan, jadi kita punya warisan Kali Item," ujar Anies.

Namun, menurut Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Ali Maulana, pihaknya rutin membersihkan Kali Sentiong termasuk di aliran samping Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, atau yang biasa disebut Kali Item.

Pembersihan ini pun diakui sudah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

"Ini saya baru bisa cerita pada zaman saya dan Pak Isnawa (Kadis Lingkungan Hidup) masuk Dinas Kebersihan pada 2015 ya. Kalau yang dulu-dulu pasti sudah ada pembersihan, tetapi saya enggak tahu persis," ujar Ali ketika dihubungi, Rabu (25/7/2018).

Menurut dia, petugas juga sudah ditugaskan membersihkan sampah di Kali Item.

"Sudah kami petakan, kami ploting juga petugas dengan sarana pendukungnya. Di beberapa titik tangkapan sampah kami bikin sekat-sekatan, termasuk di Kali Sentiong dan Kali Item ini," ujar Ali.

Namun, Ali hanya melakukan pembersihan sampah saja. Penjernihan air merupakan hal yang lain dan menjadi tanggung jawab Dinas Sumber Daya Air.

Kini, pemerintah pusat turun tangan membantu Pemprov DKI dalam menangani persoalan ini. Menurut Firdaus, upaya yang dilakukan yakni dengan 'mengganti' air di Kali Item dari aliran lain.

Sejak Selasa (24/7/2018), 27 pompa mobile milik pemerintah pusat dan Pemprov DKI sudah bekerja memompa air dari hulu Kali Sentiong, lewat Kali Item, ke hilir di Kali Sunter.

Pompa milik PUPR dibutuhkan karena kapasitanya lebih besar dari milik DKI.

"Kita enggak mau menampilkan wajah yang ini...Kita pemerintah pusat selalu open," ujar Firdaus saat dihubungi wartawan, Jumat (27/7/2018).

Penanganan kurang maksimal

Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Bernardus Djonoputro menilai, penanganan Kali Sentiong seharusnya berjalan simultan dengan penanganan persoalan yang terjadi di 13 aliran sungai lainnya yang mengalir di Kota Jakarta.

Pasalnya, setiap kali yang ada di Jakarta kondisinya saling terkait, sehingga memerlukan perhatian serius dan berkelanjutan dari pemerintah.

Ia mengatakan, kecenderungan pemerintah, baik pemerintah saat ini maupun sebelumnya, hanya menangani persoalan secara sesaat.

Misalnya, ketika ada kegiatan besar akan dilaksanakan seperti Asian Games, pemerintah baru bahu membahu mengatasi persoalan.

"Kalaupun dilakukan (penanganan) itu harus dilakukan bukan untuk dua minggu tapi seterusnya. Supaya persoalan ini benar-benar selesai," kata dia.

Diperlukan koordinasi terstruktur antara pemerintah pusat, Pemprov DKI Jakarta, serta pemda di sekitarnya, bila memang benar menginginkan masalah seperti bau di Kali Sentiong tidak terjadi lagi di masa depan.

https://properti.kompas.com/read/2018/07/28/232412621/penanganan-kali-sentiong-tak-cukup-hanya-2-minggu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke