Kenaikan harga tak hanya terjadi di gerai-gerai material modern, melainkan juga di toko-toko bahan bangunan konvensional.
Ada pun material bangunan yang mengalami perubahan harga adalah keramik atau pelapis lantai.
“Kenaikannya mencapai 20 persen, dari sebelumnya Rp 40.000 per meter persegi,” ujar Alia, salah satu pegawai di Toko Keramik Pojok Makmur kepada Kompas.com, Kamis (19/7/2018).
Alia menuturkan, harga tersebut dipatok untuk keramik dengan kualitas paling rendah atau yang termurah.
Menguatnya dollar ini tak hanya berimbas pada harga keramik, namun juga target penjualan.
Alia mengungkapkan, jika biasanya target penjualan rata-rata sebesar Rp 10 juta per bulan, kini naik menjadi Rp 30 juta per bulan.
Untuk menyiasati hal ini, pihaknya melakukan beberapa penyesuaian untuk menarik pembeli. Salah satunya adalah dengan promo diskon keramik.
“Caranya dengan menggelar promo diskon untuk produk baru, lalu produk lama disesuaikan harganya untuk menarik pembeli,” tutur Alia.
Selain promo diskon, beberapa toko keramik juga melakukan penggantian merek barang, dengan tetap mempertahankan harga lama.
Di beberapa toko bangunan konvensional lainnya, harga keramik berada di kisaran Rp 45.000 per meter persegi hingga Rp 195.000 per meter persegi tergantung jenis, merek dan ukuran.
Kompas.com juga mengunjungi dua toko bahan bangunan modern ternama di Kota Solo. Hasilnya, keramik Alpha Blue bertekstur dengan ukuran 20x20 dijual dengan harga Rp 44.000 per dus.
Sedangkan keramik dengan jenis Cargo Brown dengan ukuran 30x30 dibanderol Rp 46.000 per dus. Keramik Marble dengan ukuran 30x30 dijual dengan harga Rp 48.000 per dus.
Selain itu keramik Ocra White dengan ukuran 40x40 Rp 51.000 per dus. Keramik Milan ukuran 40x40 dibanderol dengan harga Rp 50.000 per dus.
https://properti.kompas.com/read/2018/07/19/230000521/dollar-perkasa-harga-keramik-di-kota-solo-melonjak