Bencana ini menerjang wilayah Hiroshima, Ehime, Okayama, Kyoto dan area lainnya. Setidaknya 200 orang tewas dalam musibah ini.
Demi memberikan kenyamanan bagi para pengungsi, firma arsitektur Shigeru Ban Architects bersama dengan Voluntary Architects' Network serta relawan lainnya pun berinisiatif membangun sistem partisi dengan menggunakan tabung kertas daur ulang dan tirai kain.
Kali ini sebuah struktur untuk penampungan dibangun demi menciptakan kenyamanan dan privasi bagi para pengungsi.
Meski terlihat sederhana, namun struktur ini mampu menutupi aktivitas para pengungsi dari orang lain.
Pada penampungan biasa, pengungsi biasanya melakukan aktivitas di dalam sebuah gedung atau tenda yang dijadikan penampungan.
Dengan adanya struktur ini, pengungsi pun akan merasa lebih nyaman meski sedang dalam pengungsian.
Struktur ini didesain dengan material yang ringan dan dapat dengan mudah dirakit untuk digunakan selanjutnya.
Caranya pun cukup mudah, hanya dengan membuat lubang pada tabung kertas daur ulang. Selanjutnya, lubang tersebut menjadi penopang bagi tabung lainnya hingga berbentuk mirip struktur rumah atau saung kecil.
Setelah struktur terpasang, sebuah kanvas kain kemudian digantungkan pada bagian atas struktur untuk menutupi memberikan privasi bagi para pengungsi.
Pada saat itu sebanyak 1.800 unit struktur dipasang di 50 tempat evakuasi. Pada bencana gempa tahun 2016, Shigru Ban menyediakan 2.000 unit untuk pengungsi.
Tak hanya di Jepang struktur rumah pengungsi ini juga telah digunakan untuk menampung pengungsi di berbagai negara seperti Meksiko, Kenya, dan Ekuador.
https://properti.kompas.com/read/2018/07/17/220000621/nyamannya-tempat-penampungan-korban-banjir-di-jepang