Burj Al-Arab Direnovasi Tahun Depan

“Kami juga akan merenovasi (Burj Al Arab), kemungkinan pada musim panas 2019,” ujar CEO Jose Silva, seperti dikutip dari Arabian Business.

Hotel yang telah beroperasi sejak tahun 1999 ini akan mengikuti langkah Jumeirah Beach Hotel, yang juga sedang dalam tahap perombakan. Jumeirah Beach Hotel dibuka kembali pada bulan Oktober tahun ini.

Silva menahan diri untuk tidak memberikan rincian tentang renovasi Burj Al-Arab.

Namun, perombakan tersebut diperkirakan sejalan dengan mega-proyek Marsa Al-Arab yang menelan biaya hingga 1,7 miliar dollar AS. Proyek ini mencakup pembuatan dua pulau buatan di kedua sisi hotel.

Marsa Al Arab nantinya terdiri dari hotel, teater, toko ritel, marina, pusat bisnis, tempat tinggal hingga vila mewah. Proyek ini bertujuan untuk mendukung Expo2020 serta sektor pariwisata Dubai.

Kompleks ini akan dibangun di lahan seluas 1,2 juta meter persegi dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2020.

Jumeirah yang merupakan raksasa perhotelan, juga berencana membangun hotel super mewah lain yang mirip dengan Burj Al Arab.

Silva menambahkan bahwa pihak Jumeierah akan meluncurkan destinasi sejenis di berbagai kota di Eropa.

Dia menegaskan bahwa hotel-hotel ini akan mempertahankan tarif yang sama dengan Burj Al Arab, yakni berkisar 2 ribu dollar AS per malam untuk beberapa jenis kamar.

“Ada beberapa hal yang ingin Anda lakukan dalam hidup, dan mengunjungi Burj Al Arab adalah salah satunya. Banyak orang melakukan perjalanan untuk pergi melihat Burj Al Arab. Ini adalah salah satu hotel yang paling banyak difoto dan diunggah di instagram di dunia. Ini telah menjadi ikon Dubai sendiri. Kami ingin memperluasnya secara global dan membagikannya dengan dunia,” papar Silva.

Grup hotel yang memiliki portofolio lebih dari 20 hotel di 12 destinasi global, berencana melakukan ekspansi di kawasan Asia Pasifik (termasuk delapan hotel di China), Timur Tengah (termasuk Jumeirah Al Naseem yang kini telah selesai) dan di kawasan Eropa.