General Manager The Alana Hotel and Convention Center Sistho A. Sreshtho, yang juga menjabat sebagai Humas dan Promosi Perhimpunan Hotel Indonesia (PHRI) Surakarta, mengatakan hal tersebut kepada Kompas.com, Senin (9/7/2018) malam.
"Nggak banyak dan nggak terlalu signifikan. Kita harus akui gaungnya di tingkat nasional belum terlihat,” ujar Sistho.
Menurut dia, hal ini karena acara SBC diadakan bertepatan dengan banyak event lainnya. Tahun 2018 saja, pergelaran ini bersaman dengan acara besar lain yakni Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam.
"Yang khusus datang melihat SBC tidak banyak ya, kurang dari 5 persen,” tambah Sistho.
Senada dengan Sistho, Public Relation and Event Assistant Manager Alila Hotel Solo Tessa Puji Astuti, mengatakan perhelatan SBC tidak begitu berdampak secara signifikan terhadap okupansi di Alila.
Tessa menambahkan dalam beberapa tahun ini bahkan hampir tidak ada yang khusus ke Alila untuk SBC.
“Event Solo mungkin ke depan dampaknya masih relatif tidak begitu signifikan, bahkan tidak ada yang khusus menginap di tempat,” tutur Tesa.
Namun menurut Marketing Communication Manager Best Western Premier Solo Baru Denish Ardaneshwara, potensi bisnis hotel terkait SBC justru membantu mendongkrak okupansi hotel, khususnya di daerah Kota Solo.
"Hotel kami juga ikut terimbas untuk ketersediaan room, tapi tidak terlalu signifikan kira-kira sekitar 25 persen. Kemungkinan penuhnya karena event Batik Carnival, kebanyakan yang menginap di tempat kami dari grup pemerintahan, corporate, DPRD," tutur Denish.
Ia menambahkan untuk tanggal 11 sampai 15 Juli sendiri hotel sudah penuh, okupansi di hotel tersebut bahkan mencapai 100 persen.
Berbeda dengan pergelaran SBC, event Asian Para Games justru memberikan efek positif untuk beberapa hotel di Solo.
Ini karena tiga hotel di Kota Solo yakni Hotel Sahid dan The Alana menjadi tempat untuk menampung atlet Asian Para Games.
“Ada beberapa hotel, seperti dua di Sahid, dan satu di Alana, itu digunakan untuk menampung para atlet Asian Para Games untuk pelatihan selama tujuh sampai delapan bulan,” kata Sistho.
SBC merupakan event tahunan yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Para peserta karnaval mengenakan busana batik yang dirancang secara unik dan menarik.
Tahun ini pergelaran SBC mengangkat tema Ika Paramartha, dan secara teknis mengangkat tema batik nusantara. Hal itu berbeda dibandingkan penyelenggaraan sebelumnya yang hanya mengangkat batik Jawa.
https://properti.kompas.com/read/2018/07/10/130453421/solo-batik-carnival-tak-pengaruhi-okupansi-hotel-solo