Kota ini telah menjelma menjadi destinasi wisata berpengaruh terutama untuk kuliner, busana, dan gaya hidup (lifestyle).
Hal itu terbukti dari membeludaknya kunjungan di tiga pusat perbelanjaan utama Kota Solo selama libur Lebaran 2018 yang mengalami lonjakan rata-rata lebih dari 100 persen.
Ketiga pusat belanja utama itu adalah Solo Paragon Mall, The Park Solo, dan Solo Grand Mall.
The Park Solo, misalnya. Kendati lokasinya di luar pusat kota, atau tepatnya Solo Baru justru selama libur Idul Fitri diburu banyak orang.
Sekitar 25.000 hingga 30.000 orang selama rentang waktu H-7 sampai H+7 Lebaran mengunjungi mal ini. Angka kunjungan tersebut melonjak 35 persen dibanding raihan pada periode yang sama tahun 2017 lalu.
Sementara normalnya pada saat week day, pengunjung mal hanya sekitar 10.000 orang, sedangkan pada akhir pekan berkisar antara 15.000 sampai 20.000 orang
Meningkatnya kunjungan ini ditunjang program Sale Tenant, Culinary Bazar serta program Nonton Bareng Piala Dunia 2018.
Mereka datang tak sendiri, melainkan bersama keluarga.
“Kecenderungan saat Lebaran pengunjung lebih ke segmen culinary, nonton film, dan game,” kata Christina pada Kompas.com, Senin (25/6/2018).
Selain mampu meraup lonjakan kunjungan, The Park Solo juga mencatat tingkat okupansi peritel atau tenant 93 persen.
Christina mengatakan perbandingan komposisi tenant di The Park Mall seimbang, dengan 50 persen untuk sektor Food and Beverage (F and B) dan 50 persen untuk sektor fashion.
Solo Paragon Mall juga mencatat peningkatan kunjungan selama musim libur Lebaran. Pada hari biasa, kunjungan hanya 10.000 sampai 15.000 orang, dan 16.000 hingga 20.000 selama akhir pekan.
Sementara pada libur Lebaran, menurut SPV Event dan Promo Solo Paragon Mall FX H Aji Budi Saputro jumlah kunjungan meroket 300 persen.
Salah satu faktor pendorongnya adalah Festival Kuliner Kampung Lebaran. Menurutnya, acara ini merupakan salah satu ciri khas dan menjadi tujuan alternatif pengunjung selama musim liburan.
“Selama Lebaran banyak tempat yang tutup, nah Solo Paragon menyediakan alterntif kuliner untuk pengunjung baik dari dalam maupun luar kota selama Lebaran,” ungkap Aji.
Tingkat okupansinya sendiri saat ini mencapai 97 persen komposisi 60 persen peritel sektor fashion dan 40 persen untuk food and beverage.
Sektor utilitas berada di urutan ketiga, sisanya ada pada layanan jasa.
Pengunjung mal yang sudah berdiri sejak tahun 2010 ini tidak datang untuk sekadar nongkrong, melainkan juga menikmati kuliner yang ditawarkan.
“Jadi menurut saya pengunjung tidak hanya nongkrong tapi juga makan minum dan berbelanja,” ujar Aji.
Tak jauh berbeda dengan The Park Mall dan Solo Paragon Mall, Solo Grand Mall juga mengalami pertumbuhan kunjungan selama libur Idul Fitri.
Padahal biasanya pada hari biasa, mal ini hanya dikunjungi 10.000 sampai 15.000 orang pada hari kerja, dan 15.000 hingga 20.000 orang pada akhir pekan.
Public Relation Solo Grand Mall Ni Wayan Ratrina mengaku semua peritel dipenuhi pengunjung. Baik itu peritel fashion, kuliner, maupun permainan anak.
Salah satu keunggulan Solo Grand Mall ada pada sektor food and beverage, tepatnya di food court yang terletak di lantai tiga, dengan komposisi sekitar 30 hingga 40 persen.
Sisanya ada pada sektor fashion, permainan anak, dan IT.
https://properti.kompas.com/read/2018/06/26/164854621/libur-lebaran-pengunjung-di-tiga-mal-utama-solo-membeludak