Hal ini karena sistem integrasi menyebabkan terjadinya perubahan sistem transaksi dari tertutup menjadi terbuka yang pada gilirannya mengubah tarif yang berlaku.
Untuk kendaraan Golongan I tarif yang berlaku sebesar Rp 15.000. Sementara, tarif kendaraan Golongan II-III sebesar Rp 22.500 dan Golongan IV-V sebesar Rp 30.000.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Herry Tri Saputra Zuna mengakui, ada kenaikan tarif sekitar 57,8 persen bagi kendaraan Golongan I atau kendaraan pribadi yang melakukan perjalanan jarak dekat, yaitu dari Rp 9.500 menjadi Rp 15.000.
Untuk diketahui, penggunaa Tol JORR jarak dekat, menurut pemetaan BPJT hanya sebanyak 38 persen. Sementara pengguna tol jarak jauh sekitar 61 persen hingga 62 persen. Baik itu kendaraan Golongan I, maupun Golongan II-IV.
"Nah, mayoritas pengguna jarak jauh ini akan diuntungkan karena membayar tarif lebih murah. Dari sebelumnya Rp 34.000 menjadi Rp 15.000. Terus yang Rp 22.000 jadi Rp 15.000, yang Rp 19.000 jadi Rp 15.000. Jadi harus dua-duanya dilihat, jangan yang naik saja," tukas Herry kepada Kompas.com di Mabes Polri, Senin (24/6/2018).
Herry mengatakan, dengan integrasi ini, pengguna jalan tol jarak jauh lebih diuntungkan lantaran mereka cukup membayar satu tarif saat mengakses Tol JORR tersebut.
"Buktinya macet di gerbang itu. Karena kalau dia macet di Meruya, artinya dia bayar Rp 19.000, karena yang di W1 di Meruya, balik sini juga sama. Kalau dia macet di Priok, berarti dia bayar paling tidak Rp 15.000 tambah Rp 9.500, berarti Rp 24.500," tutur Herry.
Pasalnya, setidaknya ada lima pintu tol yang akan dihilangkan, yaitu GT Meruya Utama, GT Meruya Utama 1, GT Semper Utama, GT Rorotan, dan GT Pondok Ranji sayap arah Bintaro.
"Kedua, kita juga menjaga tidak untuk meningkatkan keuntungan BUJT (Badan Usaha Jalan Tol), no. Tidak ada sama sekali itu, tidak ada urusannya. Tapi kita juga enggak bisa merugikan mereka," kata Basuki.
Basuki tak menampik bahwa kendaraan Golongan I yang menggunakan jalan tol tersebut untuk jarak dekat, harus membayar tarif lebih mahal.
"Tapi Golongan I yang jarak menengah, jarak panjang turun. Yang naik yang jarak pendek. Itu konsekwensinya, ini yang saya sosialisasikan terus, seketikan akan saya putuskan," kata dia.
Kendati demikian, Basuki mengaku, kini tengah mengkaji kemungkinan pemberian diskon bagi kendaraan Golongan I yang melakukan perjalanan jarak pendek di Tol JORR.
"Mungkin, makanya kita lihat tujuannya dulu, jangan kabarnya ini kenaikan terselubung, nggak ada urusan kayak gitu buat saya," tegas Basuki.
https://properti.kompas.com/read/2018/06/25/133719421/integrasi-tol-jorr-tarif-jarak-dekat-lebih-mahal