Oleh karena itu, proses pembangunannya tak sekadar membutuhkan kecepatan, melainkan juga keahlian, ketelitian, kerja keras, dan pemasangan yang presisi agar aman dilintasi.
Tentu saja, para pihak yang terlibat dalam pekerjaan ini seakan diburu oleh waktu. Di satu sisi harus memenuhi target yang telah ditetapkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat (PUPR), namun di sisi lain infrastruktur ini juga harus dijamin aspek keamanannya.
Demi memenuhi seluruh unsur itu, Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang (JSB) Arie Irianto bersama timnya pun bekerja ekstra keras.
Kerja ekstra keras itu terlihat dari aktivitas konstruksi yang berlangsung sejak pagi hingga mentari terbenam.
Selain itu, waktu istirahat yang bisa mereka manfaatkan demikian minim. Bahkan, Arie hanya tidur tiga jam sehari.
"Tapi itu bukan masalah. Saya masih bisa tidur di mobil dalam perjalanan dari rumah menuju lokasi proyek. Target harus tercapai tanpa mengenyampingkan aspek keamanan dan keselamatan," ujar Arie kepada Tim Merapah Trans Jawa Kompas.com, Selasa (12/6/2018).
Ada pun progres konstruksi Jembatan Kalikuto hingga Senin (11/6/2018) malam, menyisakan 6 batang pengaku (bracing) cross girder dari total kebutuhan 58 batang prioritas.
"Mudah-mudahan hari ini seluruhnya selesai," kata Arie.
Arie berkisah, sebelum Senin malam, pihaknya terus menerus berupaya mencari segala macam opsi penyelesaian terbaik. Hal ini terjadi karena dinamika di lapangan sangat berbeda, dan tidak berjalan sesuai rencana awal.
Proses pembangunannya, kata dia, terus menerus diawasi tidak saja oleh Arie sendiri melainkan juga para direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebagai induk usaha PT JSB.
"Jelas ini bikin saya deg-degan, khawatir tidak sesuai ekspektasi," ucap Arie.
Dia menekankan, kendati pun target penyelesaian konstruksi terpenuhi, namun jika Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan Kementerian PUPR tidak merekomendasikan untuk dilewati pada H-2 Lebaran, Arie akan mematuhinya.
"Safety nomor satu. Jadi, mohon maaf untuk para pemudik belum bisa melintasi Jembatan Kalikuto. Konsekuensinya memang terjadi bottlencking," tegas dia.
Untuk diketahui, Jembatan Kalikuto memiliki bobot 2.400 ton. Panjang bagian utama jembatan ini 100 meter.
Sementara dua jembatan di sampingnya masing-masing 30 meter, sehingga totalnya 160 meter. Jembatan ini merupakan jembatan pelengkung pertama di Indonesia, bahkan di dunia, yang perakitannya dilakukan di lokasi.
Menyusut
Menurut Arie, hingga Selasa (12/6/2018) atau H-3 Lebaran, arus lalu lintas di ruas Tol Batang-Semarang terpantau lancar cenderung menyusut.
Setelah Sabtu (9/6/2018) yang merupakan puncak arus mudik, volume kendaraan yang melintasi jalan tol sepanjang 75 kilometer ini terus menurun.
"Puncaknya sesuai sudah lewat, persentase kendaraan yang melintas sudah mencapai 100 persen pada Sabtu tersebut," kata Arie.
Saksikan video reportase perjalanan mudik Tim Merapah Trans Jawa berikut ini:
https://properti.kompas.com/read/2018/06/12/104959421/demi-jembatan-kalikuto-tersambung-arie-tidur-hanya-3-jam