JAKARTA, KOMPAS.com - Elektronifikasi atau transaksi non-tunai di jalan tol sudah diberlakukan sejak akhir Oktober 2017. Namun, dalam pelaksanaannya, tidak selamanya berjalan dengan baik.
Salah satunya seperti yang terjadi di ruas tol milik PT Waskita Toll Road (WTR), anak perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, beberapa pengguna jalan tol tidak memiliki saldo elektronik yang cukup saat bertransaksi di gerbang tol.
“Umumnya saldo kartu enggak mencukupi. Akhirnya si pengendara membayar uang tunai ke petugas yang ada di lapangan untuk diisi saldonya,” ujar Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto ketika dihubungi Kompas.com, Senin (11/6/2018).
Menurut dia, masalah yang terjadi di lapangan terkait elektronifikasi hanya sedikit, jumlahnya di bawah 1 persen.
Dia mengaku salah satu kejadian soal transaksi non-tunai itu misalnya di ruas Tol Sewaka-Gandulan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, yang merupakan perbatasan tol fungsional. Namun, masalah itu bisa diselesaikan berkat bantuan petugas di lapangan.
Herwidiakto mengatakan, ruas tol operasional yang dikelola PT Waskita Toll Road saat ini ada tiga, yaitu Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Becakayu.
Dari ketiga ruas tol tersebut, semuanya sudah menggunakan transaksi non-tunai. Sedangkan untuk ruas tol yang sekarang masih fungsional nantinya disipakan juga untuk transaksi non-tunai.
“Sekarang yang operasional sudah non-tunai semua. Kalau yang masih fungsional sedang disiapkan untuk elektronifikasi juga,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, saat orang menempel kartu di alat pembaca elektronik (reader), dibutuhkan waktu rata-rata 3 detik.
Berbeda saat sistem transaksinya masih tunai, waktu yang diperlukan di atas 6 detik. Belum lagi lamanya pengemudi mengendarai mobilnya.
Seandainya ada laporan mengenai tidak berfungsinya reader, lanjutnya, pihaknya akan segera menindaklanjuti. Biasanya dengan menutup dulu gardu tol tersebut dan melakukan setting ulang pada reader yang bermasalah itu.
“Kalau ada laporan tentu segera kami tindak lanjuti. Biasanya tutup dulu, baru reader-nya harus setting ulang,” tuturnya.
Herwidiakto berharap dengan semakin canggihnya teknologi, reader tersebut bisa berfungsi lebih cepat demi kelancaran lalu lintas kendaraan di gerbang tol.
https://properti.kompas.com/read/2018/06/11/133957821/saldo-e-toll-tidak-cukup-masalah-elektronifikasi