Bukan tanpa alasan Jokowi bermimpi seperti itu.
Pertama, menurut Jokowi, pembangunan infrastruktur merupakan salah satu dari dua fondasi penting dalam membangun daya saing bangsa untuk mengejar ketertinggalan dengan negara lain.
Fondasi penting lainnya adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM).
"Kita sudah jauh tertinggal dengan China. Bahkan dengan Vietnam, Malaysia, dan Filipina pun kita jauh tertinggal. Di bidang ekspor, dan investasi kita betul-betul kalah. Kalau tidak bangun dan bangkit dari tidur, kita akan kalah," tutur Jokowi dengan nada keras kala meresmikan Tol Medan-Kualanamu.
Yang terbaru adalah ketika Jokowi meresmikan terminal baru Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, pada Kamis (7/6/2018).
Oleh karena itulah, pembangunan infrastruktur yang merupakan tahapan besar pertama yang sangat fundamental dipercepat pengerjaannya.
Jokowi mengatakan, pada tahun 1977 silam, ketika Jalan Tol Jagorawi dibangun, negara-negara China, Malaysia, Vietnam, dan Malaysia melakukan studi banding ke Indonesia.
Mereka melihat manajemen konstruksinya. Namun, setelah era Tol Jagorawi, jalan bebas hambatan yang bisa Indonesia bangun hanya 780 kilometer hingga akhir 2014.
"Kita 1.000 kilometer saja belum," cetus Jokowi.
Jokowi pun meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri BUMN Rini M Soemarno untuk menggenjot pembangunan Tol Trans-Jawa yang menghubungkan Merak hingga Banyuwangi.
Jokowi menargetkan pembangunan jalan tol dari ujung barat hingga timur Pulau Jawa ini tersambung pada 2019. Tidak saja tersambung, Tol Merak-Banyuwangi ditargetkan dapat beroperasi pada penghujung 2019.
“Akhir 2019 dari Merak-Banyuwangi harus sudah operasional. Saya minta Menteri BUMN dan Menteri PUPR mewujudkannya,” kata Jokowi.
Saat ini, pembangunan Tol Trans-Jawa baru dapat menyambungkan Merak-Pasuruan. Namun, Jokowi memastikan, Merak-Pasuruan sudah beroperasi pada akhir 2018.
Hal ini dilakukan agar biaya transportasi dan mobilitas betul-betul dapat ditekan serendah mungkin baik untuk barang-barang produksi rakyat maupun barang produksi industri sehingga bisa bersaing dengan negara lain.
Dia menambahkan, meski percepatan pembangunan infrastruktur sudah ditetapkan targetnya, namun keselamatan dan keamanan kerja harus tetap diperhatikan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pun menyanggupi dan optimistis dapat memenuhi target tersambungnya Merak-Banyuwangi.
"Harus optimistis. Kita punya teknologi, dana, SDM," kata Basuki.
Dari pantauan Tim Merapah Trans-Jawa Kompas.com, kondisi terkini Tol Trans-Jawa sebagian masih berupa jalur fungsional meski sebagian lainnya sudah beroperasi.
Kemudian ruas Wilangan-Kertosono (39 kilometer) sebagai bagian dari Tol Ngawi-Kertosono, ruas Bandar-Batas Barat (0,90 kilometer) bagian dari Tol Kertosono-Mojokerto, ruas Pasuruan-Gatri (13,65 kilometer) sebagai bagian dari Tol Gempol-Pasuruan, dan Tol Pandaan-Malang (15,47 kilometer), serta Tol Ciawi-Sukabumi ruas Ciawi-Cigombong sepanjang 15,35 kilometer.
Jalan yang dirancang sepanjang 172 kilometer dengan pemegang konsesi PT Jasamarga Probolinggo-Banyuwangi masih berupa persawahan dan kebun milik warga.
Saksikan video reportase perjalanan mudik Tim Merapah Trans-Jawa berikut ini:
https://properti.kompas.com/read/2018/06/08/060000321/mimpi-jokowi-menghubungkan-merak-sampai-banyuwangi