"Nanti bekas lapangan golf seluas 9 hektar (ha) yang dekat waduk dan milik pemerintah pusat akan dijadikan tempat sebagai pembuangan sedimen. Lalu sedimen akan digunakan sebagai material membangun miniatur Pulau Lombok dan Sumbawa, “ ujar Asdin ketika melakukan kunjungan ke Bendungan Batujai, Praya, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (27/5/2018).
Rencana Asdin itu berpihak pada fakta bahwa ketinggian sedimen Waduk Batujai yang mencapai 10 juta meter kubik. Dengan kapasitas volume tampung air waduk sebesar 25 juta meter kubik, maka daya tampung efektif Waduk Batujai sekarang hanya sekitar 15 juta meter kubik.
Ada pun untuk proses pengerukan sedimen, Asdin mengatakan, pihaknya akan melakukan sistem swakelola atau dilakukan sendiri. Dengan demikian, BWS NT1 bisa memantau langsung proses pengerukan lumpurnya.
"Jadi kami bisa pantau tiap hari, apakah jumlah lumpur yang diambil itu sebanding tidak dengan jumlah solar yang dikeluarkan untuk penggunaan alatnya," ujar Asdin.
Menurut dia, cara itu dipilih karena lebih efisien dibanding memprogramkan pengerukan besar-besaran dalam satu kali yang biasanya dilakukan oleh perusahaan rekanan.
Sedimen yang ada di Waduk Batujai adalah hasil dari pengendapan material yang terbawa oleh aliran Sungai Penunjak. Makanya ke depan, kata Asdin, BWS NT1 akan membuat penahan sedimen tak hanya di Sungai Penunjak, tetapi sungai-sungai lain yang terhubung ke bendungan dan waduk di NTB.
Bentuk penahan sedimen yang dibuat juga sederhana berupa bronjong, yaitu anyaman kawat baja berisi batu-batuan kali yang tersusun sepeti kotak atau balok. Dengan adanya bronjong ini maka material yang ada di sungai bisa tertahan sehingga tidak terbawa ke waduk.
(BACA JUGA: Dua Bendungan Senilai Rp 2,5 Triliun Akan Dibangun di NTB Tahun Ini)
"Meski begitu pihaknya akan memperhitungkan dengan cermat seberapa dampaknya air itu naik bila banjir. Jadi jangan sampai bronjong yang kami pasang masalah menimbulkan banjir," ucapnya.
Selain masalah sedimentasi, keberadaan eceng gondok di waduk yang dibangun pada 1980 itu dapat mengurangi ketinggian air. Posisi Waduk Batujai yang ada di tengah Kota Praya membuat air di waduk terkontaminasi limbah rumah tangga sehingga memicu pertumbuhan eceng gondok.
Sebagai informasi limbah rumah tangga, terutama deterjen, dapat meningkatkan senyawa fosfat pada air. Hal ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok.
Pertumbuhan tak terkendali dari kedua tanaman tersebut kemudian akan merusak kualitas air dan menyebabkan pendangkalan air di waduk.
Padahal, selain berfungsi sebagai untuk irigasi ke 3.140 Hektar (ha) sawah, Waduk Batujai juga menjadi sumber air baku (air yang dapat diolah menjadi air minum) dengan kapasitas 6 liter per detik.
Bantuan dari pemerintah
Nah, untuk mengatasi masalah itu Kementerian PUPR memberikan bantuan alat khusus bernama aquatic weed harvester untuk membersihkan eceng gondok kepada BWS NT1.
Dengan alat ini, Asdin melanjutkan, pembersihan eceng gondok dapat dilakukan dengan cepat. Rata-rata dalam satu jam aquatic weed harvester bisa membersihkan 1 hektar (ha) perairan waduk dari tanaman gulma tersebut.
"Jadi kami bisa maksimal membersihkan eceng gondok," katanya.
Selain bantuan tersebut, Kementerian PUPR memberikan 20 unit sepeda motor ke BWS NT1. Kendaraan ini akan digunakan para petugas pelaksana operator dan pemeliharaan bendungan untuk melakukan pengawasan terhadap areal bendungan di NTB.
(BACA JUGA: Maksimalkan Potensi Sumber Daya Air, Kompetensi SDM Mesti Ditingkatkan)
Untuk itu, selain bantuan tersebut, Asdin berharap pemerintah pusat memberikan perhatian khusus kepada pengelolaan bendungan, tak hanya di NTB tetap juga di Indonesia.
Minimal satu bendungan itu dipelihara oleh 5 tenaga penjaga, tidak seperti sekarang 1 orang untuk satu bendungan. Bahkan kata Asdin, di NTB ada satu orang yang menjaga 2 bendungan.
Belum lagi soal biaya operasional petugas-petugas pemeliharaan (OP) bendungan yang menjadi tanggungan pemerintah daerah (pemda).
"Di NTB ada 70 bendungan, kalau minimal 1 bendungan dijaga 5 orang petugas, maka 350 orang harus kami bayar," paparnya.
https://properti.kompas.com/read/2018/05/31/113409021/sedimen-waduk-batujai-akan-dijadikan-miniatur-pulau-lombok-dan-sumbawa