Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kini, Ethiopia Sudah seperti China di Afrika

KOMPAS.com - Apakah Ethiopia akan menjadi seperti China di Afrika? Pertanyaan itu muncul dalam konteks ekonomi mengingat tingkat pertumbuhan Ethiopia diperkirakan 8,5 persen tahun ini, melampaui China yang diproyeksikan 6,5 persen.

Selama satu dekade terakhir, Ethiopia memiliki rata-rata pertumbuhan sekitar 10 persen. Namun, di balik angka itu, baik China maupun Ethiopia merasa bisa melewati masa lalu mereka dengan baik dan memiliki visi yang bagus untuk masa depan negara masing-masing.

Kedua negara itu percaya bahwa mereka ditakdirkan untuk menjadi bangsa yang hebat.

Mari lihat dulu China. Seperti yang kita ketahui sekarang, negara ini telah ada sejak ribuan tahun lalu yang dasarnya terbentuk secara berkesinambungan.

Kebanyakan orang China menyebut dirinya identik dengan kerajaan dan dinasti bersejarah yang mereka pelajari di sekolah.

Ada pula makam Confucius di Qufu yang menjadi obyek wisata terkemuka. Banyak orang mengunjunginya untuk memberi penghormatan kepada pendiri China yang mereka kenal itu.

Sejarah inilah yang membuat China memiliki kemampuan yang bagus untuk bisa dengan cepat membangun negaranya secara modern dan efektif.

Pembangunan itu mendorong peningkatan pesat dalam infrastruktur dan pendidikan, serta membuka jalan bagi China untuk menjadi salah satu dari dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

Sekali lagi, hal itu membuktikan bahwa dalam perjalanan bangsanya, orang Tionghoa berpegang pada visi yang kuat bahwa mereka pantas menjadi bangsa yang hebat.

Demikian halnya dengan Ethiopia, negara ini juga memiliki perjalanan yang relatif matang sejak awal, dengan adanya Kerajaan Aksumite pada abad pertama sesudah Masehi.

Para penguasa kerajaan berikutnya melaksanakan pemerintahannya secara adil sampai abad pertengahan dan seterusnya.

Hal yang paling penting, orang Ethiopia saat ini melihat negara mereka sebagai perpanjangan langsung dari penguasa politik sebelumnya.

Beberapa orang Ethiopia yang berpengaruh memiliki niat menelusuri garis keturunan mereka sampai ke Raja Salomo pada zaman biblikal.

Dengan kata lain, proses pengelolaan pemerintahan tingkat nasional telah terorganisasi dan berlangsung sejak lama.

Itu merupakan kekuatan dari pemerintahan Ethiopia yang bisa membuat wilayahnya menolak kehadiran kolonialisme, sebuah pencapaian yang langka.

Itulah penyebabnya ketika Anda bepergian ke seluruh pelosok negeri, masakan yang ditemui tidak banyak berbeda. Sebab, semua makanan di sana dianggap sebagai makanan nasional, bukan makanan daerah.

Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa setelah Ethiopia meninggalkan ideologi komunis tahun 1970-an kemudian membuat reformasi mendasar, pemerintahannya bisa terus meningkat.

Kondisi infrastrukturnya cukup baik dibanding negara-negara di sekitarnya. Pemerintah Ethiopia juga dikenal menerapkan kebijakan industri yang relatif sukses.

Maskapai penerbangan milik negara, Ethiopian Airlines, dijalankan sebagai bisnis yang bisa dipertanggungjawabkan.

Perusahaan itu menjadi kekuatan utama dalam usaha di dunia penerbangan dengan standar layanan yang tinggi.

Orang Ethiopia bisa berinteraksi dengan antusiasme yang luar biasa terhadap negara dan budaya mereka.

Mungkin hal seperti itu tidak biasa terjadi di negara yang sedang berkembang, tetapi itulah yang membuat kita terpesona akan betapa mengakarnya sejarah di negeri ini.

Ethiopia sangat menyadari keberhasilan mereka pada masa lalu, termasuk peran mereka dalam sejarah alkitabiah.

Seperti banyak orang Iran, mereka menganggap diri mereka sebagai peradaban dan bukan hanya sebuah negara.

Mereka memisahkan diri dari rangkaian sejarah dan budaya Afrika yang lebih luas. Sama seperti di China, orang Ethiopia memegang keyakinan bahwa mereka ditakdirkan untuk menjadi negara yang hebat.

China dan Ethiopia berhubungan dengan cara lain, yaitu China membantu pembangunan di Ethiopia. Ada apartemen baru dan modern yang tersebar di sekitar kota Addis Ababa yang dibangun oleh China.

Sistem transportasi kereta di Addis yang terlihat bagus, bendungan untuk pembangkit listrik tenaga air, serta koneksi rel berkecepatan tinggi ke Djibouti dan pantai. Itu semua dibuat oleh China.

Kebanggaan orang Ethiopia dalam sejarah dan kebebasan mereka dari penjajahan membuat negara itu menerima begitu banyak keterlibatan China dalam pembangunan infrastruktur. Namun, hal itu membuat beberapa negara lain di Afrika menjadi resah.

Anggapan bahwa negara lain akan ikut campur dalam pemerintahan di Ethiopia berusaha ditepis, pemerintah tidak akan kehilangan kendali.

Sebagai contoh, ada sejumlah patung cukup menonjol di Addis Ababa sebagai bukti bagaimana orang Ethiopia mengusir orang Italia dan Inggris.

Namun, masalah di Ethiopia tidak selesai sampai di situ. Ada pertikaian berdarah dengan Eritrea di bagian utara, wilayah di mana banyak orang Ethiopia merasa memilikinya.

Masalah juga muncul dari penduduk di bagian selatan dan sejumlah suku yang menyangkut kegiatan perekonomian. Timbul juga bentrokan dengan orang dari Oromia dan Somalia di wilayah timur.

Itulah mengapa optimisme kebangsaan hanya dirasakan di bagian negara yang pembangunannya lebih maju, tetapi tidak ditemukan di sejumlah bagian lain yang lebih terbelakang.

Jadi, jika Anda mencari tempat khusus di Afrika, Ethiopia bisa menjadi pilihan Anda. Namun, untuk memahami keberhasilan yang diraihnya belakangan ini, Anda harus memahami hal lain di luar kebijakan negara, termasuk sejarah, kepercayaan diri, dan yang lebih penting lagi, yaitu ide-ide mereka.

https://properti.kompas.com/read/2018/05/30/125907921/kini-ethiopia-sudah-seperti-china-di-afrika

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke