Nantinya, sebagian besar dari ruas sepanjang 32,54 kilometer yang menghubungkan Salatiga-Kartasura itu akan dilapisi beton rigid pavement. Namun, hanya sekitar 10 kilometer yang akan memiliki lapisan lean concrete (LC) dengan kualitas K-250.
"Hal itu sudah layak untuk dilewati saat arus mudik," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat meninjau lokasi, Sabtu (26/5/2018).
Fasilitas tersebut mulai dari marka jalan, rambu petunjuk, penerangan, hingga tempat istirahat sementara. Rencananya, ada dua tempat istirahat sementara yang akan dibangun, yaitu di Sta 46+700 dan Sta 60+900.
Area untuk beristirahat itu akan dilengkapi dengan mushala, tempat istirahat, toilet, posko kesehatan dan ambulans, mekanik darurat, hingga tempat parkir.
"Itu kita siapkan dari tanggal 2-8 Juni. Kita siapkan semua," kata dia.
Hal itu disebabkan masih dilakukannya pekerjaan konstruksi pembangunan tiang pancang pada proyek tersebut.
Meski demikian, jalur alternatif telah disiapkan tepat di bawah jembatan untuk memudahkan pergerakan arus kendaraan.
"Dari Semarang sampai ke Solo sudah tidak keluar tol, bisa tidak keluar tol. Jalan nasional juga kita fungsikan dengan baik. Ini juga kita fungsikan," kata dia.
Tiga seksi pertama dari Tol Semarang-Solo, yakni Semarang-Salatiga, telah beroperasi sepanjang 40,4 kilometer. Lantaran jalan ini dibuka fungsional, pengguna jalan yang melintasi seksi ini tidak perlu membayar apa pun alias gratis.
Adapun tarif yang harus dikeluarkan yakni Rp 32.000 dari Semarang hingga Salatiga. Sementara, bila berangkat dari Jakarta, tarif yang harus dikeluarkan sebesar Rp 210.000. Dengan catatan, perjalanan dimulai dari Tol Jakarta-Cikampek.
https://properti.kompas.com/read/2018/05/28/115509721/lebaran-semarang-solo-tak-perlu-keluar-tol