West menyebut ekspansi usaha itu untuk mencari arsitek dan perancang busana yang ingin membuat dunia lebih baik.
West telah mengungkap kecintaannya pada dunia arsitektur selama menjalani 14 tahun kariernya.
Dalam wawancara dengan BBC Radio 1 pada 2013, dia menegaskan bahwa dia suka menciptakan produk baru dan tidak mau kreativitasnya terbatas di satu tempat.
Pada tahun yang sama, ia mengunjungi Harvard Graduate School of Design, di mana ia berdiri di atas meja dan menyatakan keyakinannya bahwa dunia dapat diselamatkan melalui desain.
Selama produksi album itu, West mengunjungi pameran furnitur di Louvre sebanyak lima kali, bahkan kadang secara pribadi.
Dia memiliki lampu Le Corbusier yang langka, kursi Pierre Jeanneret, dan jurnal seni dari Swiss yang dikirimkan ke apartemen di Paris yang dia tinggali saat mengerjakan albumnya.
“Lampu Le Corbusier ini sudah seperti inspirasi terbesar saya. Saya akan pergi melihat rumah Corbusier yang sebenarnya dalam kehidupan nyata dan ingin bertanya mengapa mereka mendesainnya. Mereka membuat semacam panel kaca terbesar yang pernah ada," kata West kepada New York Times, seperti dilansir Homesandproperty.co.uk beberapa hari lalu.
Desain yang dibuat West akan berfungsi semaksimal mungkin. Struktur dan proporsinya sesuai dengan Le Corbusier, pelopor arsitektur modern Perancis.
Ada kutipannya yang paling terkenal, yaitu "suatu rumah adalah mesin untuk bisa terus hidup".
Namun demikian, diharapkan West bisa banyak bereksperimen dalam usaha Yeezy Home-nya.
Baru-baru ini, saat berkunjung ke mahakarya Art Deco karya Le Corbusier pada tahun 1929, Villa Savoye, yang berjendela ganda, beratap datar, dan berangka beton bertulang, West dengan bangga mengumumkan motto barunya, “F **k you!”.
"Saya yakin ada orang pada saat itu yang bertanya kepada pemilik rumah ini, 'Mengapa Anda menghabiskan uang untuk ini?" ujar West kepada W Magazine.
Dia bekerja sama dengan arsitek Rumania, Oana Stanescu. Kerja sama itu terjalin karena ketertarikan West terhadap pandangan Stanescu soal paham Le Corbusier.
Stanescu melanjutkan karyanya dengan merancang panggung untuk West berupa gunung bergerak dan matahari bercahaya LED yang sangat besar dan mendominasi penampilannya pada tur dunia bertajuk Yeezus.
Kemudian, ada rumah luas milik keluarga West di Hidden Hills, yang dirancang oleh desainer interior Belgia, Axel Vervoodt. Dia membagikan foto-foto rumah itu di media sosial pada April lalu saat tengah direnovasi.
Rumah yang luasnya sekitar 1.390 meter persegi itu interiornya sangat minimalis dan penuh cahaya, sesuai gaya khas Vervoodt.
West juga memiliki apartemen di Manhattan yang dirancang oleh arsitek minimalis Italia, Claudio Silvestrin.
Apartemen itu berwarna netral dan polos di seluruh ruangan, ruang terbuka yang bernuansa teduh, dan suasananya seperti di gereja.
Menurut pernyataan West, dia adalah seorang yang suka dengan desain minimalis, tetapi berada di dalam tubuh seorang rapper yang ingin sebanyak mungkin keindahan di dunia.
https://properti.kompas.com/read/2018/05/27/224030621/geluti-bisnis-arsitektur-kanye-west-ingin-buat-dunia-lebih-indah