Sedianya, jembatan tersebut akan dibuka secara fungsional, guna menunjang kelancaran aktivitas arus mudik Lebaran 2018.
Namun, karena alat yang digunakan untuk memasang jembatan itu ambruk, sehingga waktu penyelesaian pemasangan konstruksi jembatan harus mundur.
"Kami siapkan jembatan bailey tapi tetap di koridor jalan tol tersebut," kata Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto di kantornya, Rabu (23/5/2018).
Arie mengaku, telah memerintahkan kepala satuan kerja pelaksana proyek jembatan tersebut untuk mengumpulkan berkas-berkas prosedur operasional standar penggunaan launcher girder. Termasuk dokumentasi pada saat peristiwa itu terjadi.
Hal ini untuk menganalisa sekaligus mengetahui apakah pekerjaan pemasangan launcher girder tersebut telah sesuai dengan SOP yang ditentukan atau belum.
"Kan katanya ada lingkungan dilaporkan ada angin sangat besar sehingga mempengaruhi stabilitas kemudian jatuh. Tapi tujuannya agar ini menjadi pembelajaran agar tidak terjadi lagi. Jadi proyek bisa jalan, berlanjut terus," terang dia.
Untuk diketahui, ruas Wilangan-Kertosono merupakan bagian dari Jalan Tol Ngawi-Kertosono sepanjang 87,02 kilometer.
Sebagian dari jalan tol tersebut, yakni ruas Ngawi-Wilangan, telah diresmikan Presiden Joko Widodo dan dioperasikan sejak beberapa waktu lalu.
Sementara, ruas Wilangan-Kertosono digarap pemerintah dengan skema viability gap fund (VGF) untuk meningkatkan kelayakan operasinya.
Pemerintah meminjam anggaran dari Pemerintah China untuk merealisasikan proyek sepanjang 37,5 kilometer ini.
https://properti.kompas.com/read/2018/05/23/213000721/peluncur-girder-ambruk-pemerintah-siapkan-rencana-cadangan-mudik-2018