Namun, di balik pintu dapur, rata-rata perusahaan makanan memproduksi lebih dari satu ton sampah setiap minggu.
"Laut kita dipenuhi sampah plastik. Di AS sendiri, lebih dari 58 miliar gelas sekali pakai dibuang dan dikirim ke tempat pembuangan sampah setiap tahun," kata Direktur Eksekutif Institut Budaya Finlandia, Kaarina Gould.
Ia pun berpikir bagaimana jika semua cangkir tersebut dapat digunakan kembali, dapat dikomposkan atau didaur ulang.
"Saatnya untuk memikirkan kembali cara kita hidup, cara kita makan dan bahan yang kita gunakan," kata Gould.
Dengan kesadaran tersebut, Institut Budaya Finlandia di New York, Amerika Serikat berkolaborasi dengan tim koki dan desainer.
Mereka menciptakan sebuah bistro bebas limbah 100 persen pertama di dunia. Laboratorium makanan ini disajikan di Manhattan selama NYCxDESIGN untuk merenungkan tema limbah dan keberlanjutan.
Desainer Linda Bergroth menciptakan ruang dramatis dalam tempat yang diinginkan, bekerja sama dengan toko desain Finlandia.
Dibuat menggunakan bahan daur ulang, bistro dengan nirlimbah ini memperkenalkan peralatan makan dan perabot dari Iittala dan Artek.
"Saya telah membuat ruang makan sebagai ruang di dalam ruang, menggunakan semua bahan yang berkelanjutan," kata Bergroth.
Ia melanjutkan, desainnya dibuat seperti instalasi yang berfungsi baik sebagai ruang restoran dan platform untuk pembicaraan dan pertemuan.
Adapun tim kuliner terdiri dari koki Luka Balac, Carlos Henriques dan Albert War Sunyer, yang bekerja di Michelin Star Establishments di Helsinki.
Dipasangkan dengan pengaturan interior cerah, mereka menyusun menu yang berdasarkan filosofi finlandia dan menggunakan pilihan bahan-bahan yang sehat.
https://properti.kompas.com/read/2018/05/21/233000821/alat-makan-bistro-ini-berasal-dari-limbah