Hal itu karena menurut Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia Soelaeman Soemawinata, bahan baku yang digunakan untuk membangun rumah bagi rakyat miskin diperoleh di dalam negeri.
Kalaupun ada yang menggunakan bahan baku impor, seperti besi dan baja, jumlahnya tidak akan terlalu signifikan.
"Jadi enggak ada pengaruh ke MBR," kata Eman di Jakarta, Senin (21/5/2018) malam.
Pengaruhnya, ia menilai, justru terjadi pada layer ketiga seperti buruh. Upah buruh akan mengalami sedikit peningkatan, meski tidak terlalu signifikan sehingga tak akan berpengaruh terhadap harga hunian.
Untuk diketahui, Bank Sentral sebelumnya menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen. Di sisi lain, rupiah saat ini juga tengah mengalami pelemahan nilai tukar terhadap dollar AS.
Meski dapat dipastikan kenaikan suku bunga dan pelemahan nilai tukar rupiah akan berdampak terhadap properti, namun hal itu baru dapat dirasakan dalam jangka panjang.
"Kalau di properti kan enggak ada efek sekarang naik langsung besok pengaruh kan. Tunggu tiga bulan baru tahu polanya. Kalau sekarang kan tipikalnya masih bagus," tutup Eman.
https://properti.kompas.com/read/2018/05/21/231744421/kenaikan-bi-rate-tak-pengaruhi-bisnis-rumah-rakyat-miskin