Keempat negara tersebut berhasil mendaur ulang antara 52 persen hingga 56 persen dari total sampah kota mereka. Swiss, di tempat kelima, mendaur ulang hampir setengah dari sampah kotanya.
Menurut Eunomia, konsultan lingkungan yang menyusun laporan, negara-negara ini semuanya memiliki kebijakan pemerintah yang mendorong daur ulang.
Kebijakan ini antara lain memudahkan rumah tangga untuk mendaur ulang limbah; pendanaan yang baik untuk daur ulang, dan insentif keuangan.
Mereka juga menetapkan target kinerja yang jelas dan tujuan kebijakan untuk pemerintah daerah.
Beberapa negara, seperti Wales, memiliki target daur ulang yang ambisius. Negara ini menargetkan nol limbah pada tahun 2050.
"Sangat penting untuk dicatat bahwa penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi negara mana yang paling baik dalam daur ulang. Tujuannya, untuk berbagi praktik terbaik dengan menyoroti apa yang negara tersebut lakukan," ujar penulis dan konsultan pelaksana di Eunoomia, Rob Gillies.
Laporan itu juga mencoba membandingkan tingkat daur ulang limbah kota pada dasar yang semaksimal mungkin.
Gillies juga berharap, laporan tersebut membantu kemajuan perdebatan tentang cara terbaik untuk mengukur daur ulang nyata.
Pengukuran tersebut diharapkan sejalan dengan prinsip-prinsip hierarki limbah, dengan cara yang sekonsisten mungkin di Eropa atau lebih jauh lagi.
Sejumlah besar sampah yang telah didaur ulang akhirnya dikirim ke Asia.
Tetapi China, importir dan pendaur ulang terbesar dari logam bekas, plastik dan kertas, telah memutuskan untuk tidak lagi mengambil apa yang disebut "sampah asing". Negara ini bahkan melarang impor 24 jenis limbah.
Hal tersebut setidaknya memaksa negara-negara industri untuk mendaur ulang lebih banyak limbah mereka sendiri.
Saat ini, Eropa mendaur ulang 30 persen dari plastiknya, lebih tinggi dibandingkan dengan di Amerika Serikat yang hanya 9 persen.
Meski demikian, sebagian besar sampah plastik masih terbuang di tempat pembuangan sampah dan di laut.
https://properti.kompas.com/read/2018/05/17/220000221/ini-5-negara-pendaur-ulang-sampah-terbaik-di-dunia