LONDON, KOMPAS.com — Remuk redamnya industri ritel terus menggulung para pebisnis. Merelakan aset properti lenyap telah menjadi hal jamak.
Adalah peritel perlengkapan bayi Mothercare yang tersengat gelombang nestapa. Masalah datang silih berganti membuat fondasi bisnis kian rapuh.
Seperti diwartakan Sky News, Kamis (17/5/2018), Mothercare resmi mengumumkan penutupan 50 tokonya di Inggris. Angka tersebut mencapai sepertiga jumlah gerai mereka di sana, yang sebanyak 137 unit.
Penutupan 50 toko akan berlangsung bertahap hingga 12 bulan ke depan. Dengan gulung tikarnya puluhan gerai, ratusan karyawan terancam pemutusan hubungan kerja (PHK).
Bersamaan dengan informasi penutupan toko, Mothercare turut melansir rencana menambah utang demi menyambung perjalanan bisnis.
Sebelumnya, Mothercare diketahui sudah menjalani proses keramat company voluntary arrangement (CVA) yang didukung KPMG.
CVA merupakan hal lazim bagi peritel terancam bangkrut. Mothercare menyusul langkah New Look, Prezzo, Maplin, House of Fraser, dan Toys R Us yang lebih dahulu jadi pasien CVA.
Seiring dengan proses CVA, pundi-pundi Mothercare semakin raib.
Laporan kinerja terbaru Mothercare menunjukkan jebloknya laba sebelum pajak hingga 95 persen.
Untuk periode 2018 hingga Maret lalu, Mothercare hanya mampu mencetak laba sebesar 1 juta poundsterling.
Padahal, pada periode sama tahun sebelumnya, Mothercare sukses meraup laba senilai 19,7 juta poundsterling.
https://properti.kompas.com/read/2018/05/17/120000321/bisnis-porak-poranda-50-gerai-mothercare-ambruk