Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengamanan Asian Games, 100.000 Petugas hingga Mesin Pendeteksi Wajah

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamanan maksimum disiapkan pemerintah dalam menghadapi Asian Games 2018. Tak hanya dari sisi personel keamanan saja, tetapi juga venue pertandingan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, aksi teror yang dilancarkan kelompok teroris beberapa waktu terakhir, kemungkinan akan berdampak terhadap perhelatan kegiatan olahraga terbesar kedua setelah olimpiade ini.

"Karena orang asing itu sama seperti kita," kata Kalla di Jakarta, Selasa (15/5/2018).

Aksi teror di Pakistan, ia mencontohkan, meski terjadi di ujung negara tersebut dan bukan di ibu kotanya, Islamabad, tapi banyak orang takut untuk pergi ke sana.

"Sama dengan ini, Asian Games di Jakarta-Palembang, (aksi teror terjadi) di Depok, di Surabaya, tapi kadang-kadang orang asing tidak tahu membedakannya itu," tutur Kalla.

Aparat keamanan, mulai dari kepolisian, TNI dan Badan Intelijen Negara (BIN) akan memastikan perhelatan yang diikuti sekitar 15.000 atlet dan ofisial ini berlangsung kondusif.

"Polisi menyiapkan 100.000 pasukan bersama TNI. Jauh lebih banyak (personel) keamanan dari pada atlet. Lima kali lipat. Baik keseluruhan maupun personal dijaga, untuk cegah Jakarta ada terorisme," beber Kalla, Minggu (13/5/2018).

Asisten Operasi Kapolri Irjen Deden Juhara mengatakan, Polri akan menggelar Operasi Among Raga 2018 selama 16 hari pelaksanaan Asian Games.

Meski Asian Games hanya dilakukan di tiga provinsi, yaitu Jakarta, Sumatera Selatan dan Jawa Barat, namun untuk operasi ini akan melibatkan 18 kepolisian daerah.

Hal itu dilakukan karena adanya pawai obor yang dimulai 15 Juli hingga 18 Agustus atau saat perhelatan tersebut dibuka.

"Nantinya operasi tersebut akan mengedepankan kegiatan preemtif dan preventif, didukung kegiatan intelijen dan penegakkan hukum," kata Deden.

Sementara itu, salah satu venue pertandingan yang akan memiliki pengamanan super ketat yaitu Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU GBK).

Hal ini cukup mahfum karena stadion berkapasitas 76.000 penonton ini menjadi lokasi upacara pembukaan dan penutupan Asian Games 2018.

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sri Hartoyo mengatakan, SU GBK akan dilengkapi dengan sistem kamera CCTV yang memiliki kemampuan mendeteksi wajah atau face recognition.

"Ada di stadion utama, di venue lain enggak ada," kata Sri menjawab pertanyaan Kompas.com.

Mengutip data pengelola SU GBK, sistem keamanan yang canggih tersebut merupakan CCTV 7K. Selain mampu menganalisa wajah, juga menganalisa tingkah laku seseorang yang diduga hendak berbuat kejahatan.

Dilansir dari laman NEC, teknologi kamera pengenalan wajah pada umumnya memiliki tiga fitur utama, yaitu teknologi pendeteksi, teknologi ekstraksi fitur titik, dan teknologi pencocokan wajah.

Teknologi deteksi wajah mendeteksi 'posisi wajah' dalam gambar. Sementara teknologi esktraksi fitur bertugas menemukan 'posisi titik fitur wajah' seperti pupil, titik subnasal, dan sudut bibir.

Adapun teknologi pencocokan wajah bertugas untuk menentukan 'identitas' dari wajah yang telah terdeteksi sebelumnya, dengan mencocokkan pada database yang dimiliki.

Kaca antipeluru ini mampu menahan muntahan peluru sniper AW 10 dengan kaliber 7,62.

Selain itu, SU GBK yang juga telah mengantongi sertifikat sistem keamanan berstandar FIFA ini, memiliki kemampuan untuk dapat dikosongkan hanya dalam waktu 15 menit bila dalam kondisi darurat.

Mudahnya proses evakuasi ini tidak terlepas dari adanya automatic exit gate yang dapat digunakan dalam kondisi darurat.

https://properti.kompas.com/read/2018/05/15/205606321/pengamanan-asian-games-100000-petugas-hingga-mesin-pendeteksi-wajah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke