Fungsi fasilitas ini sebagai alat pemantau ketinggian permukaan air secara otomatis (Automatic Water Level Recorder) dan mengendalikan banjir yang kerap terjadi di Kabupaten Lamongan dan Gresik.
Selama ini wilayah yang terdampak banjir yaitu di Kecamatan Babat, Turi, dan Laren.
"Ini dibangun untuk pengendalian banjir di Lamongan dan Gresik. Panjangnya sekitar 12,3 kilometer dengan kapasitas 640 meter kubik per detik," ujar Basuki kepada Kompas.com, ketika meninjau ke Stasiun PA Floodway, Lamongan, Jumat (11/5/2018).
Dia mengatakan, fasilitas ini dibangun tahun 2004. Namun, karena ada perubahan tata ruang dan hal lain, volume air semakin besar.
Saat ini ada pompa hidrolik yang dioperasikan, tetapi belum dapat membuat air bisa mengalir.
"Sekarang ada hidrolik, kalau diperbesar iya kalau mengalir. Karena air akan mengalir kalau ada gradien, kalau rata ya enggak bisa," ucap Basuki.
Dia menambahkan, floodway ini nantinya diperdalam dan tanggulnya ditinggikan. Jika sudah selesai, dapat dipastikan Gresik dan Lamongan tidak akan banjir lagi.
Mengenai biaya yang dikeluarkan yakni lebih kurang Rp 270 miliar untuk memperbesar kapasitas air.
"Jadi Rp 270-an miliar itu untuk memperbesar kapasitas air dari 640 ke 1.000 meter kubik per detik," sambung Basuki.
Realisasi keputusan penambahan floodway keluar tahun ini, dan pengerjaannya pada 2019.
https://properti.kompas.com/read/2018/05/11/192055121/kapasitas-floodway-ditambah-lamongan-gresik-dipastikan-bebas-banjir