Kali ini, Poundworld yang diberitakan tergelincir. Bisnisnya tak lagi merekah, bahkan terancam bangkrut.
Melansir The Guardian, Senin (30/4/2018), toko diskon itu bersiap mengajukan proses company voluntary arrangement (CVA) pada awal Mei.
Sebagai informasi, CVA adalah langkah penyelamatan bagi peritel yang bisnisnya terseok dan hampir bangkrut.
Sejumlah peritel negeri Ratu Elizabeth ini telah menempuh upaya itu, antara lain Mothercare, Toys R Us, Maplin, dan New Look.
Dengan kondisi kritis tersebut, Poundworld mesti menutup setidaknya 100 toko di seluruh Inggris. Sebanyak 1.500 pekerja nasibnya belum jelas.
Adapun Poundworld memiliki 355 toko di Inggris dan mempekerjakan sekitar 5.500 karyawan saat ini.
Biaya sewa tinggi dan semakin legitnya bisnis daring terus mencekik para peritel Negeri Big Ben. Hal itu pula yang dipandang sebagai musabab ambruknya bisnis Poundworld.
Terlebih lagi, mata uang Poundsterling terus tertekan pasca keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa beberapa waktu silam.
"Kombinasi maut antara kenaikan biaya sewa, perlambatan daya beli, dan tumbuhnya bisnis daring membuat peritel konvensional semakin terpojok," papar Chief Executive Retail Economics Richard Lim.
Menurut Lim, peritel konvensional mesti berubah agar tidak tergelincir.
"Dibutuhkan restrukturisasi bisnis untuk bertahan, seperti pengurangan toko dan penghematan biaya operasional," pungkas Lim.
https://properti.kompas.com/read/2018/04/30/170000221/satu-lagi-peritel-inggris-terancam-bangkrut