Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Khalawi Abdul Hamid mengatakan, saat ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tengah menyiapkan pembangunan ulang rumah-rumah tersebut.
"Dari 465 yang rusak, rumah yang rusak berat ada 144 unit. Ada permintaan dari Presiden Joko Widodo dalam 2 minggu harus sudah dilaksanakan rehabilitasi dan konstruksi," ujar Khalawi kepada wartawan usai peresmian rusunawa khusus lansia, di Cibubur, Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Ia mengatakan, saat ini baik Kementerian PUPR dan BNPB tengah berkonsolidasi terkait siapa yang mengeluarkan anggaran dan membangun rumahnya.
Terkait anggaran, perbaikan 465 rumah ini membutuhkan biaya Rp 21,9 miliar dan rencananya diambil dari anggaran pembangunan rumah khusus di Kementerian PUPR jika bukan dikeluarkan BNPB.
Menurut Khalawi, teknologi yang akan digunakan untuk membangun kembali rumah yang rusak adalah Risha dengan tipe 36.
Teknologi ini, merupakan keluaran Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR yang berbasis pracetak namun tahan gempa.
Khalawi menilai, banyak rumah yang rusak di wilayah tersebut karena bahan dan teknik konstruksinya tidak sesuai.
"Bahannya ada yang pakai bambu untuk tulangan. Jadi banyak yang rontok. Kalau pakai kayu atau tekniknya benar, mungkin tidak mudah roboh," sebut Khalawi.
Adapun Kabupaten Banjarnegara yang berada di sekitar pusat gempa berkekuatan Magnitudo 4,4.
Wilayah ini pun mengalami kerusakan cukup signifikan serta mengakibatkan 2 orang meninggal dunia dan 21 orang mengalami luka-luka.
Jumlah pengungsi yang terdata sementara sebanyak 639 kepala keluarga (KK) atau 2.063 jiwa yang berada di 8 titik pengungsian.
https://properti.kompas.com/read/2018/04/24/232703621/144-rumah-rusak-akibat-gempa-dibangun-kembali-dalam-2-minggu