Peritel perlengkapan bayi, Mothercare, bisa menjadi contoh bagaimana redupnya bisnis menimbulkan kegundahan internal.
Untuk diketahui, Mothercare tengah berupaya menyelamatkan diri dari kebangkrutan melalui proses company voluntary arrangement (CVA).
Proses itu lazim digunakan peritel yang terancam karam untuk mengurangi biaya sewa dengan pemilik pusat belanja.
Terkait nestapa tersebut, Chief Executive Officer Mark Newton-Jones telah meletakkan jabatannya. Ia digantikan oleh praktisi ritel bernama David Wood.
Pasca Mark lengser, petinggi di atasnya ikutan pamit. Orang tersebut adalah Chairman Alan Parker.
Setelah 6 tahun berada di posisinya, Alan tak lagi kerasan. Ia pun mengikuti jejak Mark "bedol desa".
Manajemen Mothercare kemudian menunjuk Clive Whiley sebagai pengganti Alan untuk sementara waktu.
"Saya meyakini Clive Whiley dapat membawa Mothercare keluar dari situasi sulit. Saya berharap ia dan jajarannya mampu berbuat yang terbaik," tutur Alan, seperti dikutip Financial Times, Minggu (22/4/2018).
Adapun CEO David Wood turut berharap Clive mampu berkontribusi maksimal untuk Mothercare.
"Mothercare tengah menghadapi tekanan bertubi-tubi. Semoga terpilihnya Clive Whiley bisa memberi angin segar bagi bisnis Mothercare," ucap CEO David Wood.
Asal tahu saja, selain Mothercare, sejumlah peritel lain telah tergulung ke dalam pusaran kelesuan ritel Negeri Big Ben.
Sebagai contoh, Toys R Us, Next, Marks and Spencer, Dorothy Perkins, Maplin, dan sebagainya.
https://properti.kompas.com/read/2018/04/22/210000821/satu-per-satu-petinggi-mothercare-cabut