Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kampoeng Rawa Disegel, Pelanggan Batalkan Pesanan

Kampoeng Rawa yang bermula dari warung apung di tepian Danau Rawapening ini dipaksa berhenti beroperasi karena tidak berizin dan melanggar sejumlah peraturan daerah (perda) karena menempati area sabuk hijau. 

Untuk diketahui, Danau Rawapening merupakan danau alami terluas di Pulau Jawa.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sejumlah karyawan hanya melakukan aktivitas ringan, seperti bersih-bersih di lokasi restoran apung, kawasan lesehan, dan pemancingan serta kios-kios UKM yang ada di dalam area tersebut.

"Warga yang biasa beraktivitas di Kampoeng Rawa sebagian hanya beraktivitas di rumah," ungkap Kepala Desa Bejalen Nowo Sigiharto kepada Kompas.com, Selasa (17/4/2018).

Sementara itu, menyusul ditutupnya aktivitas pariwisata ini, beberapa pelanggan mulai mendatangi pengelola untuk membatalkan pemesanan tempat.

"Para karyawan harus menjelaskan ke pihak yang sudah telanjur memesan tempat untuk keperluan acara dan lain sebagainya,” kata Nowo.

Sri Handayani (60), pelanggan yang juga warga Ambarawa, mengaku buru-buru datang ke Kampoeng Rawa untuk membatalkan pemesanan restoran apung.

Sedianya, Sri akan menggelar sebuah acara yang akan dilangsungkan dalam beberapa hari mendatang.

Dirinya tahu penutupan Kampoeng Rawa ini dari pemberitaan media massa. Padahal Sri sudah memesan tempat dan membayar uang muka kepada pihak pengelola.

Sandaran hidup

"Terpaksa uang muka saya tarik lagi, dari pada nanti tidak bisa terlaksana. Apalagi belum ada kejelasan kapan penutupan tersebut akan dicabut," kata Sri.

Selain itu, usaha pariwisata ini juga menjadi sandaran hidup bagi 800-an orang yang terdiri atas kelompok petani dan nelayan Rawapening dan pelaku UKM, tenaga lepas berikut keluarganya.

"Warga ingin tempat ini bisa dibuka lagi agar aktivitas perekonomian mereka bisa hidup kembali," ucap Nowo.

Namun demikian, warga juga berharap pengelola segera merampungkan berbagai perizinan yang dipersyaratkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang, sehingga mereka bisa lebih tenang dalam melakukan aktivitasnya di Kampoeng Rawa.

Melihat nilai strategis Kampoeng Rawa bagi warga Desa Bejalen khususnya, Nowo saat ini masih berupaya menjembatani kepentingan berbagai pihak dengan menyiapkan audiensi bersama eksekutif dan legislatif.

Nowo berharap warga, pengelola, eksekutif dan legislatif bisa duduk bersama mencari solusi yang terbaik bagi kepentingan bersama.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Semarang Tajuddin Nor mengaku belum tahu sampai kapan penutupan Kampoeng Rawa ini berakhir dan diperbolehkan kembali beroperasi.

Namun dia berharap Bupati Semarang menyikapi persoalan penutupan Kampoeng Rawa ini, secara normatif sesuai regulasi yang ada. Apalagi persoalan Kampoeng Rawa ini juga menjadi perhatian sampai di tingkat pusat.

Oleh karena itu, Tajuddin akan memantau terus situasi pascapenutupan Kampoeng Rawa ini, jangan sampai pihak pengelola mengabaikan tindakan tegas Pemkab Semarang ini.

Sebelumnya diberitakan, Pemkab Semarang melalui Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran melalukan penyegelan terhadap Kampoeng Rawa di Desa Bejalen, Ambarawa, Senin (16/4/2018) siang.

Obyek Wisata yang ada di tepi Danau Rawapening tersebut ternyata tak mengantongi satu lembar pun perizinan yang seharusnya dimiliki. Padahal restoran apung yang cukup terkenal ini sudah beroperasi selama enam tahun.


https://properti.kompas.com/read/2018/04/17/223000921/kampoeng-rawa-disegel-pelanggan-batalkan-pesanan-

Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Berita
Gading Sarpong Makin Ramai, Paramount Rilis Produk Komersial Baru

Gading Sarpong Makin Ramai, Paramount Rilis Produk Komersial Baru

Ritel
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke