Banjir disebabkan aliran sungai Kalud yang tidak lancar karena terhalang jembatan yang digunakan untuk kendaraan proyek jalan Tol Batang-Semarang.
Menurut seorang warga Dukuh Kraju Desa Manggungsari Tri Damayanti daerahnya diguyur hujan sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Namun air mulai masuk ke rumah sekitar pukul 05.00 WIB.
“Biasanya kalau banjir, hanya jalannya saja. Itu pun jika hujan turun deras cukup lama,” kata Damayanti.
Sementara itu, Kepala Desa Manggungsari Suprat menengarai banjir disebabkan jembatan pembangunan jalan tol.
Hal itu dimungkinkan karena jembatan yang melintasi Sungai Kalud yang digunakan untuk kendaraan proyek terlalu kecil. Akibatnya aliran sungai tidak lancar, dan air pun meluap.
“Di desa saya ada sekitar 200 rumah yang kemasukan air. Entah di desa sebelah,” kata Suprat.
Suprat mengaku air yang menggenangi rumah dan perkampungan baru bisa surut setelah jambatan Kali Kalud dijebol.
Penjebolan jembatan dilakukan oleh PT Waskita Karya (persero) Tbk, setelah warga ramai-ramai mendatangi lokasi jembatan tersebut.
“Sekarang sudah mulai surut. Tadi pagi anak-anak banyak yang tidak bisa berangkat sekolah, karena rumahnya kemasukan air,” sebutnya.
Terkait dengan hal itu Pelaksana Struktur seksi III Waskita Karya Maridjan mengatakan penyebab banjir adalah kapasitas sungai tidak muat menampung debit air setelah diguyur hujan.
Selain itu, juga karena gorong-gorong jembatan Kali Kalud tersumbat kayu yang terbawa arus sungai. Akibatnya, aliran sungai tidak lancar.
“Kami sudah menjebol jembatan. Sekarang air sudah lancar,” kata Maridjan.
https://properti.kompas.com/read/2018/03/22/181333021/proyek-tol-batang-semarang-ditengarai-penyebab-2-desa-terendam-banjir