Khusus di sektor properti, kedua belah pihak akan bekerjasama mengembangkan bangunan vertikal seperti apartemen, perhotelan dan perkantoran. CCEED sendiri juga telah mengembangkan sejumlah properti skala besar di Indonesia dengan menggandeng pihak swasta dan pemerintah.
"Kerjasama ini kami akan mengeksplorasi gagasan bersama atas kepentingan strategis, dengan memanfaatkan segala kemampuan dan keahlian yang dimiliki kedua belah pihak. Sejauh ini kami fokus pada proyek-proyek infrastruktur seperti jalan, jembatan, jalan tol, bandara dan lain-lain," ujar Sigit Winarto, Direktur Utama Istaka Karya, terkait penandatangan kontrak kerjasama tersebut di Kantor Pusat Istaka Karya, Senin (12/3/2018).
Kedua perusahaan akan menjajaki pengembangan sejumlah proyek infrastruktur di Indonesia dengan nilai proyek diperkirakan mencapai lebih dari Rp 2 triliun. Ada tiga paket pekerjaan jalan nasional dalam kerjasama tersebut, yakni dua proyek di Sumatera dan satu paket di Wamena.
Sementara kepada Kontan, Direktur Istaka Karya Widi Suharyanto mengatakan selain dengan CCEED, Istaka Karya juga akan menjajaki kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lokal dan mematangkan rencana untuk berinvestasi di sektor properti. Perusahaan pelat merah tersebut sudah menyiapkan lahan untuk dikembangkan di Bekasi, Citeurep, Cirebon, dan Bali.
Tahun ini, selain menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,4 triliun dan laba bersih sekitar Rp 230 miliar, Istaka Karya mematok target bisa mengantongi kontrak baru sebesar Rp 4 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 81 persen dibandingkan pencapaian mereka pada 2017 yaitu sebesar Rp 2,2 triliun.
https://properti.kompas.com/read/2018/03/13/143132421/garap-proyek-infrastruktur-istaka-karya-gandeng-bumn-china