JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan Tol Semarang-Solo Seksi IV dan V ditargetkan dapat dibuka fungsional saat musim mudik lebaran tahun ini. Ruas sepanjang 32,24 kilometer itu menghubungkan wilayah Salatiga dan Kartasura.
Untuk proyek ini, pemerintah memberikan viability gap fund (VGF) berupa konstruksi sepanjang 2,45 kilometer guna meningkatkan kelayakan investasi.
"Kami targetkan bisa fungsional pada saat mudik, kecuali Kali Kenteng yang merupakan titik kritis. Kami tetap upayakan bisa selesai. Bila tidak, kendaraan akan melalui jalur bawahnya," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis, Rabu (7/3/2018).
Adapun titik kritis yang dimaksud Basuki adalah pembangunan Jembatan Kenteng sepanjang 496 meter. Jembatan yang memiliki ketinggian 40 meter itu berada pada Seksi Salatiga-Solo.
Disebut kritis lantaran adanya perubahan desain dari Komisi Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Saat ini, progres pekerjaan konstruksinya baru mencapai 48 persen.
"Ini ada perubahan desain sedikit, jika kita lihat beberapa tiang masih di bawah dan yang lainnya sudah selesai. Saya optimis insya Allah masih bisa kita kejar penyelesaiannya," kata dia.
Dengan berfungsinya kedua seksi ini, maka akan melengkapi tiga seksi lain yang sebelumnya telah beroperasi terlebih dulu. Ketiga seksi sepanjang 40,41 kilometer itu terbentang dari Semarang hingga Salatiga.
Basuki menambahkan, untuk pembebasan lahan Seksi IV dan V saat ini sudah mencapai 98 persen. Adapun 2 persen sisanya diterapkan dengan skema sewa lahan.
Tol Semarang-Solo dibangun dengan investasi yang cukup besar yakni lebih dari Rp 7 triliun. Badan Usaha Jalan Tol yang melakukan pengusahaannya adalah PT Trans Marga Jateng dengan komposisi sahamnya dimiliki oleh PT Jasa Marga, PT Astratel Nusantara dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah. Tol Semarang-Solo ditargetkan dapat beroperasi penuh pada akhir 2018.
https://properti.kompas.com/read/2018/03/07/223000521/lebaran-2018-pemudik-bisa-melintasi-salatiga-kartasura-lewat-tol