Bendungan yang konstruksinya kini telah mencapai 77 persen ini, ditargetkan rampung dan siap untuk diairi pada Agustus 2018.
Saat mengunjungi lokasi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, kehadiran bendungan ini ditunggu masyarakat.
Pasalnya, sumber air baku Kota Batam yang dipasok dari tujuh waduk dan satu embung yang ada belum cukup memenuhi kebutuhan yang ada.
"Ini (daerah) kepulauan, jadi kita memaksimalkan potensi air. Seperti Duriangkang itu estuari dam pertama yang kita bangun, itu bersih. Ini juga sama di muara Sei Gong," kata Basuki di Batam, Jumat (2/3/2018).
Seiring pertumbuhan jumlah penduduk, diperkirakan kebutuhan air baku masyarakat pada 2020 mencapai 4.500 liter per detik. Sementara, saat ini masih ada kekurangan sekitar 750 liter per detik.
Adapun kapasitas air baku yang bisa dialirkan dari bendungan ini mencapai 400 liter per detik. Itu artinya, hanya tersisa 350 liter per detik yang harus dipenuhi pemerintah.
"Kalau kebutuhan batam tidak kita siapkan tampungan-tampungan air ini, tahun 2020 Batam bisa kekurangan air," ujarnya.
Sementara itu, pantauan di lokasi, sejumlah alat berat dikerahkan untuk membentuk saluran serta pondasi bendungan. Di samping itu, pekerjaan peninggian struktur saluran pelimpah pun masih terus dilakukan.
"Jadi kira-kira kurang 6 meter. Ini sudah 77 persen. Kita rencanakan Insya Allah bisa selesai Agustus," sebut Basuki.
Sekadar informasi, pekerjaan bendungan ini telah dimulai pada akhir 2015 lalu. Bendungan yang menelan investasi Rp 238,44 miliar ini memiliki luas genangan 355,99 hektar dan kapasitas tampung 11,8 juta meter kubik.
https://properti.kompas.com/read/2018/03/02/193000421/sudah-77-persen-begini-penampakan-bendungan-sei-gong