Hasil riset Jones Lang LaSalle menunjukkan permintaan kian menguat seiring terbatasnya pasokan pergudangan dan lahan industri yang beredar di pasaran.
Country Head JLL Indonesia Todd Lauchlan menuturkan, kedua sektor ini diminati banyak investor, terutama investor asing.
"Kami melihat sejumlah investor dari beberapa negara Asia seperti Jepang, China, Hongkong, dan Singapura yang menunjukkan minat cukup tinggi untuk berinvestasi khususnya di sektor logistik," urai Todd pekan lalu.
Dalam catatan JLL, transaksi pergudangan modern hingga tiga bulan terakhir tahun lalu terbukukan seluas 1,3 juta meter persegi dengan rata-rata harga sewa Rp 60.000-Rp 80.000 per meter persegi per bulan.
Sementara pasokan baru hingga 2021 mendatang tak lebih dari 500.000 meter persegi. Tentu saja, ketika permintaan menguat sedangkan pasokan terbatas, bakal mengatrol harga sewa.
Saat ini saja, harga sewa tumbuh sekitar 5 persen hingga 6 persen per tahun. Jika investor Jepang, China, Hongkong, dan Singapura merealisasikan investasinya, pertumbuhan harga sewa akan melesat melebihi 10 persen.
Ada pun pergudangan dan kawasan industri yang masih menjadi favorit investor adalah di timur Jakarta dengan Bekasi dan Karawang sebagai pemimpinnya.
Pasokan pergudangan dan kawasan industri di kedua wilayah ini berkontribusi sekitar 66 persen. Sementara 28 persen lainnya dipenuhi pergudangan dan kawasan industri barat Jakarta di wilayah Serang, dan Cilegon.
Meski permintaan terus tumbuh dengan peningkatan harga sewa, namun Todd mengingatkan, sektor ini akan semakin prospektif jika realisasi investasi tidak terganggu aktivitas politik.
"Stabilitas yang diharapkan investor," tutup dia.
https://properti.kompas.com/read/2018/02/14/122456221/permintaan-pergudangan-dan-lahan-industri-menguat