Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pembeli Apartemen Menengah Atas Masih "Wait and See"

Terutama terhadap developer yang mengembangkan hunian bersegmen kelas menengah ke atas.

PT Synthesis Karya Pratama atau Synthesis Development pada tahun ini menargetkan penjualan yang tidak terlalu tinggi untuk proyek menengah mereka, Synthesis Residence Kemang.

"Sebenarnya sulit untuk menentukan target. Tapi kami menargetkan paling tidak terjual 100 unit pada tahun ini," kata GM Sales and Marketing Synthesis Development Imron Rosyadi kepada Kompas.com, Selasa (7/2/2018).

Secara fundamental ekonomi, menurut dia, kondisi perekonomian Indonesia cukup kuat. Hal itu setidaknya dapat dilihat dari suksesnya program pengampunan pajak atau tax amnesty.

Namun, uang yang disetorkan pada program tersebut belum sepenuhnya mengalir ke sektor ini. Tak heran bila pada tahun lalu penjualan Synthesis Residence, diakui Imron, belum menunjukkan prestasi yang signifikan.

"Masih mengendap di bank gateway, obligasi, dan saham. Yang pasar (menengah atas) saat ini wait and see," kata dia.

Dari dua menara yang ditawarkan, penjualan Tower Sadewa sudah mencapai 97 persen. Sementara, penjualan Tower Nakula baru 47 persen atau hanya naik 7 persen bila dibandingkan data Mei 2016.

Dari 725 unit yang ditawarkan untuk kedua tower, saat ini masih tersisa 30 persen atau sekitar 250 unit.

"Untuk angka kita tidak sesuai harapan. Tapi kita concern sekali dengan produk," kata dia.

Dilihat dari profil pemmbeli, menurut dia, penghuni atau end user masih jauh lebih besar perbandingannya dari pada investor.

Hal yang sama juga terlihat pada proyek apartemen mereka yang lain yaitu Prajawangsa City di Cijantung, Jakarta Timur.

Bedanya, proyek Prajawangsa City memiliki prospek penjualan yang lebih baik dibandingkan Synthesis Residence.

Apartemen ini lebih menyasar kalangan menengah ke bawah dengan harga yang lebih terjangkau yaitu berkisar antara Rp 500 juta hingga Rp 800 juta.

Sementara untuk Synthesis Residence dipatok dengan kisaran harga Rp 1,5 miliar hingga Rp 3 miliar.

"Secara tidak langsung, karena permintaan menengah bawah itu lebih besar (Prajawangsa lebih laku). Selain itu, Prajawangsa unitnya juga lebih banyak dibandingkan Kemang," ungkap Imron.

Meski demikian, Imron enggan mengungkapkan, saat disinggung terkait penjualan yang berhasil dibukukan Prajawangsa City.

https://properti.kompas.com/read/2018/02/07/172859821/pembeli-apartemen-menengah-atas-masih-wait-and-see

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke