Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

40 Persen Masyarakat Tidak Nyaman Tinggal di Kota

JAKARTA, KOMPAS.com — Hampir 40 persen masyarakat yang tinggal di kota-kota di Indonesia merasa tidak nyaman dengan kota yang mereka tinggali.

Hal tersebut tergambar dari hasil survei Indonesia Most Livable City Index 2017 yang dilakukan Ikatan Ahli Perencanaan (IAP). Survei dilaksanakan di 19 provinsi dan 26 kota di Indonesia.

Ketua Umum IAP Bernardus Djonoputro mengatakan, negara harus hadir untuk merealisasikan kepastian hukum ruang di Indonesia.

Percepatan pembangunan infrastruktur di semua lini menjadi tantangan tersendiri di dalam perencanaan tata ruang nasional.

Negara juga harus hadir dalam melakukan perencanaan tata ruang nasional agar menciptakan ruang-ruang layak hidup dan mampu menopang kesejahteraan masyarakat Indonesia.

"Harapan perencanaan kota-kota masa depan kita yang nyaman dan produktif masih sebatas tataran wacana populis," kata Bernardus dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (1/2/2018).

Hasil survei menunjukkan, kota-kota yang memiliki karakter kelokalan yang kuat dan preservasi karakteristik tradisional yang kental masuk ke dalam jajaran top cities.

Kota-kota tersebut adalah Solo, Palembang, Balikpapan, Denpasar, Semarang, Tangerang Selatan, dan Balikapapan.

Sementara Jakarta yang menjadi Ibu Kota Negara sekaligus pusat pemerintahan harus cukup berpuas diri masuk ke kategori rata-rata livability city.

Jakarta hanya sejajar dengan Manado, Pekalongan, Bogor, Palangkaraya, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan Malang.

Adapun kota-kota yang berada di bawah nilai index livability adalah Pontianak, Depok, Mataram, Tangerang, Banda Aceh, Pekalongan, Samarinda, Bandar Lampung, Medan, dan Makassar.

"Kota-kota besar yang menghuni average tier cities dan bottom tier cities memiliki segudang persoalan, mulai dari urbanisasi, pertumbuhan penduduk, kemacetan, hingga keterbatasan infrastruktur," tutur Bernardus.

Setidaknya ada tujuh prinsip yang dinilai di dalam livable city, yaitu kualitas lingkungan, dukungan fungsi ekonomi, sosial, dan budaya kota, serta partisipasi masyarakat dalam pembangungan.

Empat prinsip yang lain adalah ketersediaan ruang publik sebagai wadah berinteraksi antarkomunitas, serta keamanan dan keselamatan. Ketersediaan kebutuhan dasar meliputi perumahan yang layak, air bersih, jaringan listrik, sanitasi, hingga ketercukupan pangan.

Terakhir, ketersediaann fasilitas umum dan fasilitas sosial, seperti transportasi umum, taman, hingga fasilitas kesehatan.

Bernardus menambahkan, pembangunan tata ruang ke depan harus lebih inovatif dan kreatif, serta berpihak kepada masyarakat untuk menjadikan kota lebih layak huni.

"Tata ruang menjadi panglima pembangunan dan pemanfaatan ruang. Pemerintah harus berani melakukan terobosan dalam mahzab perencanaan lintas matra dan lintas sektor," pungkasnya.

https://properti.kompas.com/read/2018/02/01/170000021/40-persen-masyarakat-tidak-nyaman-tinggal-di-kota

Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Berita
Gading Sarpong Makin Ramai, Paramount Rilis Produk Komersial Baru

Gading Sarpong Makin Ramai, Paramount Rilis Produk Komersial Baru

Ritel
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke