"Sampai akhir tahun ini 70 persen. Saya bisa klaim," kata Projet Director Cimanggis City Sanggam Sitorus kepada Kompas.com, Selasa (31/1/2018).
Masyarakat, menurut dia, sebenarnya memiliki kemampuan untuk membeli apartemen. Hal ini terbukti dari 800 unit yang ditawarkan pada Tower A, 330 unit diantaranya atau sekitar 40 persen telah terjual.
Meski demikian, ia mengaku, ada kekhawatiran dari masyarakat terkait nasib properti yang hendak mereka beli. Akibatnya, ada kecenderungan wait and see hingga masa kontestasi pilkada berakhir.
"Orang jadi takut, (karena mikir) ini bener nggak mau dibangun. Bukan orang enggak punnya duit," kata Sanggam.
Ia meyakini, kondisi wait and see akan berakhir hingga setelah pertengahan tahun ini. Pertimbangannya, selain kontestasi pilkad yang akan dimulai pada April 2018, juga adanya musim lebaran dan pergantian tahun ajaran sekolah.
Pada masa-masa tersebut, lanjut dia, masyarakat cenderung membelanjakan uang tabungan mereka untuk membeli barang kebutuhan sekolah anak atau menggunakannya saat lebaran di kampung halaman.
"Kalau aman nih pilkada, aman nih (penjualan). Ini kan setengah tahun nih. Kalau pilpres tidak akan (terlalu berpengaruh). Hanya pilkada karena sensitifitasnya tinggi," jelasnya.
https://properti.kompas.com/read/2018/01/31/163747021/tahun-politik-pengembang-tak-berani-target-muluk