Kesembilan bendungan itu yakni Bendungan Rotiklot di NTT, Bendungan Tanju, Mila, dan Bintang Bano di NTB, serta Bendungan Gondang dan Logung di Jawa Tengah.
"Kemudian Bendungan Sei Gong di Batam, Bendungan Sindang Heula di Banten, serta Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/1/2018).
Adapun total kapasitas tampung dari kesembilan bendungan itu mencapai 288 juta meter kubik.
Basuki menambahkan, penyelesaian bendungan akan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasi premium.
Dengan demikian suplai air dari bendungan baru dapat dipastikan mengalir sampai ke sawah milik petani.
Dalam periode 2015-2019, pemerintah menargetkan pembangunan 65 bendungan. Dari jumlah itu, 16 di antaranya merupakan proyek lanjutan. Sementara 49 lainnya merupakan proyek baru.
Pada tahun lalu, Kementerian PUPR telah merampungkan sebanyak delapan bendungan yakni Bendungan Rajui dan Payaseunara di Aceh, Jatigede di Jawa Barat, Bajulmati dan Nipah di Jawa Timur, Titab di Bali, Raknamo di NTT serta Teritip di Kalimantan Timur.
Berikut informasi bendungan yang akan dirampungkan tahun ini:
1. NTT
Bendungan Rotiklot berada di Kabupaten Belu. Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 3,3 juta meter kubik.
Air yang terdapat pada bendungan ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku dengan kapasitas 40 liter per detik, dan sumber irigasi bagi sawah seluas 139 hektar.
Adapun investasi yang dibenamkan untuk pembangunan bendungan ini mencapai Rp 468 miliar.
2. NTB
Ada tiga bendungan yang akan selesai dibangun di Provinsi NTB. Pertama, Bendungan Bintang Bano di Kabupaten Sumbawa Besar dengan kapasitas sebesar 65,87 juta meter kubik untuk irigasi seluas 21.454 ha dan sumber air baku sebesar 0,55 meter kubik per detik. Biaya pembangunannya sebesar Rp 667 miliar.
Selanjutnya Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu NTB memiliki kapasitas tampung sebesar 18,27 juta meter kubik. Bendungan ini bisa memberikan manfaat sebagai sumber air irigasi seluas 2.250 hektar serta air baku sebesar 1,47 meter kubik per detik.
Terakhir, Bendungan Mila dengan kapasitas tampung sebesar 12,27 juta meter kubik yang digunakan untuk sumber air baku sebesar 1,47 meter kubik per detik. Investasi dua bendungan ini sebesar Rp 357 miliar.
3. Jawa Tengah
Dua bendungan akan rampung di Jawa Tengah. Pertama Bendungan Gondang di Kabupaten Karanganyar, yang memiliki daya tampung sebesar 9,15 juta meter kubik untuk air baku sebesar 0,2 liter per detik dengan anggaran Rp 617 miliar.
Kemudian, Bendungan Logung di Kabupaten Kudus yang memiliki kapasitas tampung 20,15 juta meter kubik untuk mengairi lahan irigasi seluas 2.281 hektar.
Selain itu juga dapat menjadi sumber air baku berkapasitas 0,2 meter kubik per detik, serta sarana pengendali banjir. Biaya pembangunannya mencapai Rp 604 miliar.
4. Batam
Bendungan Sei Gong di Batam, Kepulauan Riau memiliki kapasitas tampung 11,80 juta meter kubik yang akan mensuplai air baku di Pulau Batam sebesar 0,4 meter kubik per detik. Biaya pembangunannya sebesari Rp 238,44 miliar.
5. Banten
Bendungan Sindang Heula di Kabupaten Serang memiliki kapasitas 9,26 juta meter kubik.
Manfaatnya untuk mengairi lahan irigasi seluas 1.000 hektar, sumber air baku 0,80 meter kubik per detik dan sarana pengendali banjir. Biaya pembangunannya sebesar Rp 427 miliar.
6. Sulawesi Selatan
Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo akan memiliki kapasitas tampung sebesar 138 juta meter kubik.
Bendungan ini akan menjadi sumber air irigasi bagi 7.000 hektar lahan, penyediaan air baku sebesar 0,3 meter kubik per detik dan pengendali banjir. Investasi yang dibenamkan sebesar Rp 471 miliar.
https://properti.kompas.com/read/2018/01/20/170000721/sembilan-bendungan-bakal-rampung-tahun-ini