Demikian pula halnya dengan karyawan peritel kelas wahid, Walmart. Di tengah ringkihnya bisnis ritel saat ini, mereka tentunya berharap kelesuan itu segera pulih.
Sebagai informasi, ritel Amerika Serikat memang terpukul sepanjang 2017 silam. Diperkirakan sedikitnya 100.000 pekerjaan ritel hilang akibat lesunya hasrat masyarakat berbelanja. Setidaknya 3.000 toko gulung tikar diterjang badai ritel.
Meskipun kondisi ritel belum menentu hingga saat ini, Walmart membuat pengumuman mengejutkan. Pucuk dicinta ulam tiba. Manajemen menaikkan gaji karyawannya.
Jika sebelumnya karyawan menerima gaji 9 dollar AS per jam maka kini angkanya beranjak menjadi 11 dollar AS per jam.
Tak berhenti di sana, manajemen turut menggelontorkan dana hingga 400 juta dollar AS atau sekitar Rp 5 triliun untuk bonus karyawan.
Sebanyak 1 juta karyawan Walmart diproyeksikan mendapat guyuran fulus tersebut.
Chief Executive Officer Walmart Doug McMillon mengatakan, langkah populis tersebut tak lepas dari kebijakan baru Presiden Donald Trump untuk memangkas pajak individu maupun korporasi.
Dengan begitu, manajemen Walmart berani jor-joran memberi kenaikan gaji maupun bonus untuk karyawannya.
“Reformasi pajak memberi kami kesempatan untuk lebih kompetitif secara global dan mempercepat rencana ekspansi di Amerika Serikat,” tutur McMillon.
Kenaikan gaji dan pemberian bonus itu diharapkan mampu mendongkrak motivasi karyawan. Itu diyakini berkorelasi positif terhadap meningkatnya penjualan Walmart tahun ini.
Seiring peningkatan renumerasi karyawan, manajemen Walmart juga menutup unit bisnis yang dipandang kurang prospektif. Sebanyak 63 gerai Sam’s Club jadi korban penutupan.
Kabar tutupnya gerai-gerai itu sontak viral dan menjadi sorotan publik. Media lokal di seluruh Texas, New York, Arizona, segera memberitakan kabar tutupnya Sam’s Club.
Media sosial tak luput dari kehebohan. Akun Twitter Sam’s Club kebanjiran komentar dari para pelanggan.
Bikin kaget
Rupanya, kelincahan aksi korporasi Walmart tak berhenti di penutupan toko dan kenaikan gaji. Pihak manajemen kemudian mengeluarkan kabar mencengangkan.
Bagai petir di siang bolong, Walmart mau menghilangkan 3.500 posisi asisten kepala toko. Posisi itu termasuk strategis untuk peritel seperti Walmart, yang masih bergantung pada kehadiran toko konvensional.
Pada Jumat (13/1/2018), surat terkait rencana itu diedarkan kepada karyawan yang terancam PHK. Dalam suratnya, Walmart masih memberi peluang bagi karyawan untuk mengajukan perpindahan divisi.
Setelah menghilangkan jabatan asisten kepala toko, Walmart bakal menghadirkan struktur organisasi baru yang lebih efisien.
Sebanyak 1.700 jabatan pengawas dengan bayaran lebih rendah akan direkrut untuk memerhatikan bisnis yang tengah tumbuh cepat, yakni pesanan daring (online).
Perombakan besar-besaran itu bertujuan menyisihkan karyawan yang berkinerja buruk serta memperjelas jenjang karier dalam perusahaan.
Semangat utama dari perubahan itu adalah terciptanya bisnis yang lebih kompetitif di tengah lesunya ritel.
Dalam pernyataan resminya, pihak Walmart menyebut industri ritel kian menantang. "Ritel berubah dengan cepat dan kami perlu berubah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan," ujar juru bicara Walmart.
"Untuk menguatkan persaingan dan memenangkan pertempuran di industri ini, kami harus melakukan perubahan di seluruh bagian perusahaan. Investasi lanjutan dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan bisnis,” demikian pernyataan resmi Walmart.
https://properti.kompas.com/read/2018/01/15/140000721/naik-gaji-lalu-di-phk-hadiah-awal-tahun-walmart