Dilaporkan CNBC, Jumat (12/1/2018), Walmart menutup 63 gerai Sam’s Club miliknya di seluruh Amerika Serikat. Bahkan, sejumlah toko dikabarkan tutup mendadak kemarin.
Pihak Walmart memaparkan, sebanyak 10-12 gerai dapat dikonversi menjadi fasilitas bisnis daring (e-commerce). Upaya tersebut menunjukkan langkah perusahaan yang kian agresif mengembangkan kemampuan digitalnya.
Sebelumnya pada Kamis pagi, Walmart mengumumkan bakal memakai dana penghematan dari aturan pajak baru untuk menaikkan gaji dan bonus karyawan. Termasuk, untuk mereka yang bekerja di Sam’s Club.
Menurunnya tarif pajak juga membuat Walmart lebih banyak berhemat dengan aksi tutup toko itu.
Kabar tumbangnya Sam’s Club segera menyeruak pada media lokal di seluruh Texas, New York, Arizona, dan daerah lain. Berita itu sontak menimbulkan kegaduhan bagi karyawan Sam’s Club dan juga pelanggan.
Akun Twitter Sam's Club tak luput dari kehebohan pelanggan sejak Kamis siang. Beberapa pelanggan meminta keanggotaan mereka dikembalikan. Sejumlah keluhan lainnya pun muncul.
Kinerja Sam's Club memang kurang berdampak positif bagi keseluruhan bisnis Walmart. Sam’s Club senantiasa dibayangi persaingan dengan toko sejenis, yakni Costco.
Berbagai upaya coba dilakukan Walmart untuk menggairahkan bisnis Sam’s Club. Namun, tetap saja bisnis Sam’s Club sulit menanjak.
Pada pertemuan Oktober lalu dengan investor, CEO Sam's Club John Furner mengatakan, peritel tersebut perlu memperbaiki posisi kompetitifnya. Hal itu disebabkan pertumbuhan penjualan toko terus melambat hingga 2018 ini.
Kala itu, Furner tidak menyampaikan apakah Sam’s Club akan menutup gerainya atau tidak.
https://properti.kompas.com/read/2018/01/12/110000221/walmart-tutup-63-gerai-di-amerika-serikat